Menlu Belanda Mundur karena Dinilai Salah soal Afganistan
17 September 2021Menteri Luar Negeri Belanda Sigrid Kaag mundur dari jabatannya pada Kamis (16/09) setelah mendapatkan mosi tidak percaya di parlemen.
Mayoritas suara di parlemen memutuskan bahwa Kaag salah dalam menangani evakuasi pengungsi dari Afganistan setelah Taliban memegang kendali.
Tak lama setelah pemungutan suara di parlemen, Kaag langsung mengajukan pengunduran dirinya.
"Parlemen telah memutuskan bahwa Kabinet bertindak secara tidak bertanggung jawab,” kata Kaag. "Saya hanya bisa menerima konsekuensi dari keputusan ini sebagai menteri dengan tanggung jawab tertinggi," tambahnya.
Hasil pemungutan suara mosi tidak percaya terhadap Kaag adalah 78 suara mendukung dan 72 suara menentang.
Pemerintah Belanda ‘lambat' merespons krisis
Dalam sesi debat di parlemen pada Rabu (15/09), Kaag mengakui bahwa respons pemerintah terhadap krisis di Afganistan lambat, meski situasi di sana juga sejatinya memburuk dengan sangat cepat.
Hal ini berarti bahwa sejumlah warga Belanda dan penduduk lokal yang pernah bekerja sebagai penerjemah pasukan Belanda tidak dievakuasi tepat waktu. Sejumlah warga Afganistan yang telah bekerja untuk media dan NGO juga tidak berhasil ikut dalam penerbangan evakuasi.
Meski begitu, militer Belanda telah berhasil mengevakuasi sekitar 2.100 orang dari Afganistan.
Jabatan singkat Kaag
Kaag baru menjabat sebagai menteri luar negeri pada bulan Mei tahun ini. Ia juga mengemban tugas sebagai menteri perdagangan luar negeri dan kerja sama pembangunan.
Sebelum menjadi menteri, Kaag sempat berkarier dalam berbagai peran di PBB. Pada tahun 2014 misalnya, ia menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal PBB yang salah satu tugasnya memimpin misi untuk memusnahkan senjata kimia di Suriah. Dia juga pernah bertugas mengawasi kegiatan PBB di Lebanon pada tahun 2015.
Beberapa media lokal melaporkan bahwa setelah mengundurkan diri, Kaag akan fokus memimpin partai kiri-tengahnya bernama D66 yang saat ini tengah dalam pembicaraan koalisi dengan Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi pimpinan PM Belanda Mark Rutte.
Rutte sebelumnya sudah berkomentar bahwa pengunduran diri Kaag adalah "kerugian besar” bagi Kabinet.
gtp/rap (AFP, Reuters)