Steinmeier ke Ukraina Upayakan Dialog
13 Mei 2014Menteri luar negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier hari Selasa (13/05) berangkat ke Kiev untuk menjajaki upaya penengahan konflik, setelah kelompok pro Rusia melangsungkan referendum di provinsi Donetsk dan Luhansk dan menyatakan diri merdeka.
Menlu Jerman itu menerangkan, ia berharap bisa mengajak kelompok yang bertikai untuk segera menggelar "dialog nasional".
"Kita semua sepakat bahwa pelaksanaan pemilu presiden sangat penting untuk perkembangan selanjutnya", kata Steinmeier setelah melakukan pembicaraan dengan perdana menteri Arseniy Yatsenyuk di Kiev.
"Namun kita juga harus bersiap jika ada satu pihak yang berusaha menggagalkan pemilu 25 Mei", tandasnya.
Kelompok separatis di Luhansk sebelumnya menyatakan, mereka akan menolak pemilu presiden di daerahnya.
Rusia "hormati" referendum
Panitia referendum di Donetsk dan Luhansk menerangkan hari Senin (12/05), sekitar 90 persen peserta referendum menyatakan mendukung kemerdekaan. Tapi pemerintah Ukraina menolak referendum itu dan menyebutnya sebagai tindakan kriminal.
Berbagai media melaporkan, ada pemilih yang mengisi surat suara beberapa kali dan bisa memberi suara di beberapa lokasi, karena tidak ada daftar pemilih resmi.
Pemerintah Rusia menyebutkan, mereka "menghormati" hasil referendum sebagai kehendak rakyat untuk pemerintahan sendiri.
Pimpinan separatis di Donetsk sudah mengajukan permintaan untuk bergabung dengan Rusia. Namun Rusia menyerukan agar dilakukan pembicaraan antara pemerintah pusat dan kawasan Donetsk dan Luhansk yang ingin merdeka.
Kelompok separatis pro Rusia sejak beberapa bukan menduduki gedung-gedung pemerintahan di Ukraina timur dan beberapa kali terlibat pertempuran dengan pasukan pemerintah.
Ketua OSCE Didier Burkhalter mengimbau kepada semua pihak di Ukraina untuk menghentikan kekerasan dan memulai pembicaraan tentang desentralisasi dan reformasi konstitusi.
hp/ap (afp, dpa, rtr)