1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070709 Steinmeier Syrien Libanon

7 Juli 2009

Bersama dengan Amerika Serikat Jerman ingin mendukung perkembangan proses perdamaian di Timur Tengah. Dalam kunjungannya kali ini, Steinmeier ingin membujuk Suriah dan Libanon untuk dukung solusi dua negara.

https://p.dw.com/p/Iigt
Steinmeier buka pintu bagi dinamika baru proses perdamaian Timur TengahFoto: AP Graphics/DW

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier melihat adanya dinamika baru dalam proses perdamaian Timur Tengah. Hal ini bukan saja diprakarsai oleh Presiden AS Barack Obama, melainkan juga melalui normalisasi hubungan antara Suriah dan Libanon. Baru-baru ini kedua negara kembali saling bertukar duta besar.

Semenjak Suriah kembali muncul di panggung politik internasional, semenjak Poros Kejahatan Bush tidak lagi menjadi pusat perhatian, segala gerak-gerik di Damaskus diamati dengan seksama. Menteri Luar Negeri Jerman Steinmeier merupakan pembuka pintunya. Steinmeier sudah mendobrak boykot Suriah Desember 2006. Waktu itu ia bertemu dengan Presiden Assad dan mengemas pendekatan ke barat lebih menarik dibandingan hubungan dengan Iran. Rakyat Suriah senang dengan hal ini, terutama karena boikot politik dan sanksi ekonomi bertahun-tahun telah membuat mereka menderita.

Terobosan ini dimulai oleh Obama, demikian pandangan Suriah. Presiden Assad ingin menyambut uluran tangan ini dan menekankan bahwa perdamaian yang tahan lama dengan Israel tidak akan mungkin tanpa Amerika Serikat. Assad juga menggantungkan beberapa harapan untuk Obama:

"Agar tidak ada perang lagi, penarikan pasukan dari Irak dengan inisiatif politik serta keterlibatan langsung dan serius dalam proses perdamaian di Timur Tengah.“

Suriah melihat Amerika Serikat berada di jalur yang benar di Irak. Damaskus juga menginginkan ketenangan di negara tetangga. Dalam proses perdamaian diharapkan dukungan lebih bagi pihak Arab dan bukan hanya dukungan di sisi Israel saja. Assad juga berusaha untuk membangun kepercayaan dengan Amerika Serikat, salah satunya dengan kembali mempertegas undangannya kepada Obama untuk berkunjung ke Damaskus. Assad berkata bahwa Obama selalu disambut di Suriah kalau ia sial untuk bekerja sama.

Assad boleh yakin bahwa AS setelah 4 tahun akan kembali mengirimkan duta besarnya, yang dulu ditarik karena Bush yakin Suriah terlibat dalam kasus pembunuhan Mantan PM Libanon Rafiq Hariri. Anak laki-laki Hariri, Saad, sekarang bersiap-siap untuk mengikuti jejak ayahnya setelah memenangkan pemilihan umum. Steinmeier akan bertemu dengan Saad Hariri di Beirut hari ini (07/07) dan membicarakan hubungan Suriah dan Libanon. Setelah Hariri menang atas kelompok Hisbullah, yang tetap ia butuhkan di pemerintahan, kandidat favorit dunia barat ini melihat dirinya sebagai wakil semua rakyat Libanon. Hariri mengatakan:

"Tidak ada yang menang maupun yang kalah dalam pemilihan ini. Satu-satunya pemenang adalah demokrasi dan terutama negara Libanon.”

Terlepas dari beban selama puluhan tahun dalam hubungan politis maupun pribadi dengan Suriah, Saad Hariri menyambut niat baik Suriah untuk berdamai dan menyertakan Libanon dalam proses perdamaian. Steinmeier dapat membantu mengubah pandangan di Damaskus dan Beirut. Ini mungkin dapat memuluskan jalan bagi Obama.

Sonila Sand / Anggatira
Editor: Hendra Pasuhuk