Maas: Hubungan AS-Jerman Tak Akan Membaik Meski Trump Kalah
29 Juni 2020Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan ketegangan antara Jerman dan Amerika Serikat saat ini tidak akan selesai begitu saja, meski jika Presiden AS Donald Trump gagal menang kembali dalam Pilpres AS, pada November mendatang.
"Setiap orang yang berpikir bahwa segala sesuatu tentang kemitraan trans-Atlantik akan (kembali) seperti dulu dengan (terpilihnya) presiden Demokrat, berarti meremehkan perubahan struktural," kata Maas dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman DPA, yang diterbitkan pada Minggu (28/06).
"Hubungan trans-Atlantik sangat penting, mereka tetap penting, dan kami bekerja untuk memastikan hubungan ini punya masa depan," lanjut Maas.
"Tetapi dengan hubungan yang sekarang, mereka tidak lagi memenuhi tuntutan yang dimiliki kedua belah pihak untuk mereka."
Pada Pilpres AS tahun ini, Trump dihadapkan dengan calon Presiden AS dari Partai Demokat, Joe Biden.
Trump kritis terhadap Jerman
Trump telah berulang kali mengritik Jerman sejak menjabat presiden AS pada tahun 2017 lalu. Dia menuntut Jerman meningkatkan pembelanjaan pertahanan menjadi 2% dari produk domestik bruoto (PDB). Ia juga menyebut Jerman sebagai negara yang "nakal" karena tidak melakukannya.
Dia juga menuduh Jerman sebagai "tawanan Rusia" atas proyek pipa gas Nord Stream 2 dan memperlakukan AS "dengan sangat buruk" dalam perdagangan.
Tahun lalu, AS memberlakukan tarif baja 25% dan tarif aluminium 10% pada Uni Eropa, sebuah langkah yang sangat mempengaruhi industri mobil Jerman. Dia juga mengancam bea mobil impor - langkah lain yang ditujukan Trump untuk mengacaukan Jerman.
Awal bulan ini, Trump mengumumkan pengurangan drastis jumlah pasukan AS di Jerman. Menanggapi hal itu, Maas menyesalkan bahwa kedekatan kemitraan militer selama bertahun-tahun pasca-perang antara AS dan Jerman telah menjadi "rumit" selama masa kepresidenan Trump.
pkp/rap