Menlu Yordania Imbau Jangan Politisasi Vaksin Covid
11 Maret 2021Yordania bergantung pada negara-negara pembuat vaksin seperti Cina dan Rusia untuk mendapatkan cukup dosis vaksin Covid-19, sebagai tambahan dari skema bantuan COVAX, yang sangat dibutuhkan untuk warganya.Demikian Menteri Luar Negeri Ayman Safadi hari Rabu (10/3) kepada DW.
Usai pertemuan dengan Menlu Jerman Heiko Maas di Berlin, Ayman Safadi mengatakan, Yordania harus "mengetuk setiap pintu" untuk mendapatkan cukup banyak pasokan vaksin dari berbagai sumber.
Dengan populasi 10,1 juta orang dan komunitas ratusan ribu pengungsi dari Suriah, Yordania mendapat pujian karena menyediakan vaksin bagi warganya sendiri dan bagi pengungsi. Namun dari skema bantuan Covax, Yordania hanya mendapat alokasi pertama sebanyak 437.000 dosis.
Tidak ada yang dapat manfaat dari politisasi vaksin
Yordania sejauh ini mencatat lebih dari 442.000 kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 5.000 kematian sejak mulai pecahnya pandemi. Saat ini terjadi lonjakan infeksi baru, yang sebagian besar disebabkan oleh varian Inggris B.1.1.7 yang yang sangat menular.
Sementara negaranya berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin yang cukup untuk meredam penyebaran virus, Ayman Safadi menekankan bahwa tidak akan ada pihak yang "akan mendapat manfaat dari mempolitisasi masalah ini."
Yordania hari Rabu (10/3) memberi izin penggunaan darurat untuk vaksin Sputnik V buatan Rusia.
Menunjuk pada populasi pengungsi yang sangat besar di Yordania, Menlu Yordania itu mengatakan, komunitas internasional secara keseluruhan harus menyadari masalah pengungsi yang lebih luas.
Pengungsi bukan hanya tanggung jawab negara tuan rumah
"Pengungsi tidak bisa menjadi tanggung jawab negara tuan rumah saja. Ini adalah tantangan global dan oleh karena itu solusinya harus global," kata Ayman Safadi dalam perbincangan dengan DW. Dia menambahkan, negaranya bekerja keras untuk memberikan vaksinasi dan "kehidupan yang bermartabat" kepada lebih dari 600.000 orang yang terdaftar di PBB sebagai pengungsi.
"Jika Anda membiarkan mereka putus asa, dan tidak tahu apa-apa, maka tantangannya akan sangat besar bagi kita semua."
Ayman Safadi dan Menlu Jerman Heiko Maas bertemu di Berlin dalam kerangka "dialog strategis" antara kedua negara yang dilakukan secara berkala. Mereka selanjutnya akan melakukan perjalanan ke Paris untuk bertemu dengan Menlu Prancis dan Mesir untuk membahas prospek perdamaian Israel-Palestina.
hp/as (dw, dpa, afp)