Menorah Ikonik Kembali ke Jerman untuk Hanukkah
20 Desember 2022Sebuah menorah Hanukkah yang terekam kamera dalam sebuah foto ikonik yang melambangkan pembangkangan orang Yahudi terhadap Nazi, dinyalakan di ibu kota Jerman pada Senin (19/12) malam.
Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier bergabung daam acara penyalaan menorah bercabang sembilan milik Posners, sebuah keluarga Yahudi Jerman itu.
Steinmeier mengatakan, upacara yang menandai malam kedua Hanukkah di istana Bellevue Berlin, memenuhinya dengan rasa syukur dan kerendahan hati yang mendalam, dan di atas segalanya, adalah kebahagiaan.
Menorah dalam rekaman foto ikonik
Istri Rabbi Akiva Posner, Rachel Posner pada tahun 1931 memotret tempat lilin yang berada di jendela rumah mereka di Kiel tepat di seberang markas regional partai Nazi.
Saat itu, sebuah bendera swastika berukuran besar digantung di fasad gedung markas Nazi itu.
Di belakang foto itu, Rachel menulis: "Kematian bagi Yudaisme", kata bendera. "Yudaisme akan hidup selamanya, jawab cahaya."
Saat melarikan diri ke Palestina pada tahun 1933, keluarga tersebut membawa menorah milik mereka itu.
Keturunan mereka membawa balik menorah ikonik itu ke Jerman dalam sebuah perjalanan yang disponsori oleh Teman Jerman Yad Vashem, kelompok akar rumput peringatan Holocaust.
Yehuda Mansbach, cucu pasangan itu, menangis setelah menyalakan dua lilin untuk memperingati hari raya Yahudi tersebut.
"Merupakan kehormatan bagi negara kami bahwa Anda, sebagai keturunan penyintas Holocaust, telah bersusah payah... dan seperti yang saya tahu juga menanggung rasa sakit untuk datang ke Jerman untuk pertama kalinya setelah Shoah," kata Steinmeier, menggunakan kata Ibrani untuk Holocaust.
Presiden Jerman itu menambahkan, sekarang ada menorah yang bersinar di "puluhan ribu jendela" di seluruh Jerman.
Steinmeier berjanji untuk memerangi antisemitisme
Steinmeier berjanji Senin (19/12), untuk terus memerangi kebangkitan antisemitisme.
"Cahaya ini adalah simbol kemasyarakatan yang kuat melawan kebencian," katanya. "Simbol yang sangat diperlukan karena merebaknya lagi antisemitisme".
"Masing-masing dari kita harus melawan setiap bentuk antisemitisme," katanya.
"Tidak seorang pun harus berpaling. Dan negara kita, otoritas kita harus waspada, dan tak henti-hentinya dalam menuntut kejahatan."
Jerman pada bulan Mei melaporkan rekor baru dalam jumlah kejahatan bermotivasi politik pada tahun lalu, termasuk lonjakan hampir 29% dalam pelanggaran antisemit menjadi 3.027 kasus. Sebagian besar yakni 2.552 kasus dikaitkan dengan gerakan ekstrim kanan.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz pada hari Senin (19/12) juga merayakan Hanukkah, yang di sebutkan pertama kalinya bersama anak-anak, di sebuah sekolah Yahudi di Berlin yang juga menampung pengungsi muda dari Ukraina.
Scholz menyebutkan, komunitas Yahudi Jerman dengan sekitar 200.000 anggota adalah "terbesar ketiga di Eropa", sebuah fakta yang juga dia gambarkan sebagai "keajaiban".
bh/as (AFP, dpa)