Menyelamatkan Jendela menuju Masa Lalu
6 Maret 2014"Restorasi tulisan tangan harus dilakukan dengan penuh hormat," kata Nadine Thiel, ketua konservator Arsip Bersejarah di Köln. Selain pakar seperti Thiel, tidak ada yang boleh mendekati arsip berharga tersebut. Ia adalah satu dari 200 konservator dan asisten yang bekerja merestorasi artefak yang rusak lima tahun lalu.
Sekitar 95 persen arsip dalam gedung berhasil diselamatkan, namun koleksi itu - sebagian berusia lebih dari 1.000 tahun - masih jauh dari terestorasi. Tugas yang memakan waktu. Pertama-tama, konservator harus menghilangkan debu dan jamur, memperbaiki robekan, mengganti sampul buku dan meratakan halaman. "Tanggung jawab besar," ujar Thiel. Hingga kini timnya berhasil merestorasi sekitar 1.500 objek. Baru sebagian kecil dari tugas yang menggunung.
Weimar kehilangan
"Saya berhasil membuka jendela ke masa lalu," ucap perestorasi Mathias Hageböck. Ia adalah anggota tim yang mengatasi konsekuensi kebakaran Perpustakaan Anna Amalia di Weimar tahun 2004 yang merusak puluhan ribu buku. Saat ia memegang buku milik Goethe di tangannya, ia bertanya pada diri sendiri bagaimana penyair itu dulu menggunakannya. Ia merefleksikan situasi dan era penciptaan buku tersebut.
Terkadang perestorasi menemukan barang pribadi di dalam buku seperti bunga kering atau surat. Koleksi inti di Weimar datang dari literatur Jerman antara tahun 1750 dan 1850, namun juga mencakup volume mulai dari abad ke-9 hingga ke-21.
Hageböck memperkirakan sekitar 50.000 buku terbakar. Namun lebih dari 25.000 volume yang kini disebut 'buku abu' karena kerusakan yang dialami, berhasil diselamatkan. Dan para ahli berhasil mengembangkan teknik restorasi unik. Dalam setahun ke depan, sekitar 37.000 buku dengan kerusakan akibat air dan api akan benar-benar terestorasi, ungkap Hageböck.
Karier yang modis
Jerman memiliki antara 500 hingga 1.000 konservator kertas, demikian perkiraan Jana Moczarski dari Asosiasi Konservator Profesional. Bakat baru dilatih dalam satu dari 12 program restorasi yang ditawarkan di universitas di berbagai penjuru Jerman.
"Restorasi telah menjadi karier yang modis," papar Moczarski. Namun pemula acapkali punya konsepsi salah terhadap profesi mereka. "Mereka mengedepankan kreativitas dan tertarik pada seni, tapi ini bukan karier kreatif yang artistik." Walau kreativitas tidak dilarang. "Saya perlu cara-cara kreatif untuk memastikan kelestarian objek yang asli," jelasnya.
Tantangan terbesar bagi perestorasi, menurut Moczarski dan Hageböck, adalah untuk mengembangkan strategi baru untuk restorasi massal. Zaman sekarang bukan lagi tentang penanganan objek individual, tapi lebih ke koleksi besar materi arsip dan perpustakaan. "Ini tugas logistik yang amat besar," kata Hageböck. "Aspek finansial harus dipertimbangkan, seraya memastikan hasil kerjanya berkualitas tinggi."
Mathias Hageböck memperkirakan masih diperlukan 10 tahun lagi sebelum seluruh buku Weimar terestorasi. Di Köln, pekerjaannya masih perlu 30 tahun lagi. Sementara, seluruh dokumen yang telah direstorasi langsung didigitalisasi dan diunggah ke portal online yang mudah diakses.