Merkel Kecam Turki Salahgunakan Interpol
21 Agustus 2017Penulis Jerman-Turki Dogan Akhanli yang sedang berlibur di Spanyol sempat ditahan polisi hari Sabtu, setelah pemerintah Turki mengeluarkan peringatan „red notice" pada jaringan Interpol, yang berarti perintah penangkapan. Sehari kemudian, dia dibebaskan lagi, namun diminta tidak meninggalkan kota Madrid.
Kanselir Jerman mengecam keras penyalahgunaan fasilitas Interpol untuk tujuan politik.
"Ini tidak benar.. dan saya sangat senang bahwa Spanyol sekarang telah melepaskannya," kata Merkel. "Kita tidak boleh menyalahgunakan organisasi internasional seperti Interpol untuk tujuan seperti itu."
Hubungan antara Turki dan Uni Eropa mengalami ketegangan sejak pemerintah Turki menahan puluhan ribu orang yang dituduh terlibat dalam kudeta militer tahun lalu yang gagal. Langkah itu dikecam Uni Eropa sebagai tindakan sewenang-wenang.
Pemerintah Jerman selama ini sebenarnya berlaku cukup lunak terhadap Erdogan dan lebih banyak diam. Namun belakangan, banyak politisi di Jerman mulai mengeritik Merkel dan menuduh dia hanya ingin menjaga hubungan dengan Erdogan karena peran Turki sebagai penyangga arus pengungsi dari perang Suriah yang tiba di Eropa. Beberapa hari terkahir, pemerintahan Merkel mulai melontarkan kritik-kritik keras.
"(Dogan Akhanli) adalah satu dari banyak kasus, sayangnya," kata Merkel dengan nada tajam ke Ankara. "Itulah sebabnya mengapa kami mengubah kebijakan Turki kami secara menyeluruh baru-baru ini ... karena sangat tidak dapat diterima bahwa Erdogan melakukan semua itu."
Sebelumnya, Erdogan jug mengeluarkan pernyataan knotroversial dengan mendesak warga Jerman keturunan Turki untuk "memberi pelajaran" pada partai-partai politik yang menurutnya "anti-Turki". Erdogan mengatakan, dalam pemilihan parlemen bulan depan, warga Turki sebaiknya tidak memilih partai CDU, SPD dan Partai Hijau.
Negara-negara Eropa seperti Jerman yang memiliki diaspora besar warga Turki semakin tidak nyaman mengamati perkembangan politik di Ankara dan upaya untuk menggunakan populasi etnis Turki mempengaruhi politik dalam negeri.
"Presiden Erdogan berusaha untuk mengendalikan komunitas etnis Turki, terutama di Jerman dan Austria," kata Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz kepada harian Jerman „Die Welt". "Dia membuat polarisasi dan membawa konflik Turki ke UE."
Hari-hari terakhir sebelum pemilihan di Belanda yang dilangsungkan beberapa waktu lalu juga dibayangi oleh demonstrasi dengan kekerasan oleh yang dimotori afiliasi lokal partai penguasa Turki. Pejabat keamanan Jerman menyatakan keprihatinan bahwa hal tersebut juga bisa terjadi dalam pemilihan umum di Jerman akhir September nanti.
hp/as (rtr, dpa)