Mesir Berlakukan Status Darurat Pasca Teror ISIS
10 April 2017Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berniat memberlakukan darurat "selama tiga bulan" menyusul serangan teror terhadap dua gereja yang menimbulkan puluhan korban jiwa, Minggu (9/4). Serangan yang didalangi Islamic State tersebut terjadi hanya beberapa pekan menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Mesir.
Sisi masih harus mengajukan rencana pemberlakuan status tersebut untuk disetujui parlemen. Ia mengatakan perang melawan para jihadis akan "berlangsung lama dan menyakitkan."
Serangan bom pertama di gereja Mar Guirgis di Tanta menewaskan 27 orang dan melukai 78 lainnya. Ketika tim penyelamat berusaha mengevakuasi korban, ledakan kedua terhadi di gereja Sr. Mark's di Alexandria. Setidaknya 17 orang dan empat aparat kepolisian tewas dalam insiden tersebut. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengklaim serangan dilakukan dengan bom bunuh diri.
Paus Fransiskus yang sedianya bakal melawat ke Kairo pada 28/29 April mendatang, mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. "Semoga Tuhan mengubah hati mereka yang menabur teror, kekerasan dan kematian dan juga hati mereka yang membuat dan menjual senjata."
"Sedih mendengar serangan teror di Mesir. Saya yakin Presiden al-Sisi akan menangani situasinya dengan baik," tutur Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kaum Kristen Koptik Mesir yang merupakan minoritas terbesar berulangkali menjadi sasaran serangan teror dalam beberapa bulan terakhir. Kaum Islamis menuding umat Koptik mendukung kudeta militer yang menggulingkan tokoh Ikhwanul Muslimin, Presiden Muhammad Mursi.
Desember silam sebuah ledakan bom bunuh diri yang dilakukan Islamic State menewaskan 29 jemaah gereja di Kairo. ISIS lalu memublikasikan video yang berisi ancaman terhadap minoritas Kristen Mesir.
Lebih dari 40 gereja di Mesir menjadi sasaran serangan teror dalam dua pekan setelah militer membubarkan paksa aksi pendudukan oleh pendukung Mursi pada Agustus 2013 silam.
rzn/yf (afp,dpa)