Mineral Langka : Eldorado Baru di Brasil
6 Juli 2013Bagi kalangan industri, mineral langka sangat penting. Itu dibutuhkan dalam produksi teknologi termutakhir seperti telefon seluler, komputer, juga monitornya. Dipicu harga bahan mentah mineral langka yang terus naik, negara ambang industri di Amerika Latin ingin kembali meningkatkan penambangan, walaupun risikonya besar.
Cina saat ini mendominasi 95% pasaran di seluruh dunia. Brasil menambang hingga tahun 1990-an. Karena harga mineral langka ketika itu terus merosot, penambangan dihentikan. Sejak harga kembali naik, skenario berubah. Pemerintah Brasil akan meninvestasikan dana sekitar 3,8 juta Euro.
Komisi pakar sudah dibentuk. Senator Luiz Henrique da Silveira yang bertanggungjawab atas proyek ini percaya, bisnis mineral langka bisa mendatangkan keuntungan hingga 20 milyar Euro dalam 30 tahun ke depan.
Radioaktif dan Pencemaran Lingkungan
Ada 17 elemen kimia, seperti misalnya Lanthan dan Europium, yang digolongkan logam dan mineral langka. Bagi industri, mineral itu penting, terutama karena tahan panas dan memiliki sifat khusus.
Tapi penambangannya sangat membebani lingkungan dan rumit, karena tidak dapat ditemukan sebagai bahan mentah murni, melainkan tersebar di dalam materi lain. Untuk memisahkannya, kerap digunakan asam kuat atau soda. Akibatnya, bisa tercipta produk akhir yang bersifat radio aktif, atau unsur kimia beracun yang mencemari lingkungan.
Penambangannya begitu spesial, hingga Brasil merasa perlu mengeluarkan peraturan istimewa. Pusat Teknologi Penambangan Brasil (CTM) baru-baru ini kembali memberikan peringatan akan bahayanya.
Selain itu, banyak perusahaan yang menambang mineral langka tidak benar-benar mengenal bahan yang ditambang. Demikian dikatakan pakar geologi Claudinei Gouveia de Oliveira. Ia menjelaskan, kadang perusahaan mendapat ijin menambang, tapi tidak tahu bahwa logam langka itu biasanya terikat dengan unsur radioaktif Uranium. Tapi ia juga mengemukakan, di Brasil banyak penambangan mineral langka yang tidak tercampur dengan materi yang mengandung unsur radio aktif.
Menurut perkiraan para pakar, kekayaan Brasil akan mineral langka bisa menutupi kebutuhan dunia selama 50 tahun, jika kebutuhan tidak meningkat drastis. Demikian dikatakan pakar geologi José Affonso Brod. Tetapi tambang berpotensi tinggi terutama berada di kawasan perlindungan lingkungan atau tempat penduduk asli Indian tinggal. Terutama di hutan-hutan Amazona banyak ditemukan mineral langka. Di kawasan itu bahkan sudah ditambang logam lain, misalnya timah hitam. Hal itu sudah diprotes aktivis lingkungan di seluruh dunia.
Terlalu Banyak Saingan
Brasil bukan satu-satunya negara yang mengincar bisnis mineral langka. Menurut data badan pemerintah Jerman yang mengurus bahan mentah di Hannover, ada 400 usaha penambangan di 36 negara. Menurut banyak pakar, ini bisa mengurangi keuntungan yang diharapkan.
Karena itu pakar geologi José Brod dari Brasil menganggap rencana pemerintah negaranya terlalu optimis. Ia menjelaskan, dalam setahun hanya diperlukan 130 ton mineral langka. Jika terlalu banyak negara menjadi pemasok, harga akan anjlok.
Pakar geologi Oliveira mengusulkan untuk memperluas pasar di Brasil terlebih dahulu, sebelum menanam modal di tempat lain. Brod sependapat. Orang harus memadukan penambangan mineral langka dengan stabilisasi rantai produksi lokal. Senator Luiz Henrique da Silveira bahkan sudah menyebut-nyebut kemitraan antara Jerman dan Brasil, untuk mengembangkan industrinya dan menambahkan, sudah ada kesepakatan yang ditandatangani.