Misi Pengamat Liga Arab Dicermati
28 Desember 2011Di tengah-tengah kunjungan misi pengamat Liga Arab hari Rabu (28/12), pertumpahan darah berlanjut di Suriah. Dua warga sipil tewas ditembak di kawasan Baba Amri, di Homs, seorang di Hama dan seorang lagi saat aksi protes di provinsi Aleppo. Demikian menurut Observasi Suriah bagi Hak Asasi Manusia. Selain itu juga dilaporkan adanya penangkapan dan korban luka tembak di Idlib dan sejumlah korban luka tembak lainnya di sebuah desa dekat Damaskus.
Aktivis HAM menuduh, Suriah sengaja mengelabui para pengamat Liga Arab. Hari Rabu (28/12) Human Right Watch menuding rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad memindahkan tahanan ke fasilitas militer. Pengamat tidak mendapat izin untuk memasuki fasilitas militer. Damaskus juga memerintahkan tentara untuk mengenakan seragam polisi. Dengan begitu, Suriah memenuhi tuntutan Liga Arab untuk menarik pasukannya dari wilayah perlawanan. Namun tayangan video aktivis HAM menunjukkan warga Homs yang marah berusaha mendekati kepala misi pengamat, Mustafa al-Dabi yang sedang melakukan peninjauan dengan didampingi aparat keamanan.
Kepala pengamat optimis
Usai pengamatan di Homs, Dabi menunjukkan sikap optimis bahwa kekerasan di Suriah akan dapat diakhiri. Jenderal dari Sudan itu mengutarakan kepada harian "Al-Hayat" hari Rabu (28/12), pemerintah Suriah kooperatif. Pengamat Liga Arab tiba di Suriah akhir pekan lalu. Hari Selasa (27/12) dan Rabu mereka mengunjungi Homs yang praktis diduduki oleh pasukan pemerintah sejak berbulan-bulan ini.
Dabi mengatakan, jumlah pengamat akan ditambah. Saat ini ada 66 pengamat yang sedang bertugas di Suriah. Setelah mengunjungi Homs, para pengamat dijadwalkan mengunjungi Daraa dan daerah rawan Idlib dan Hama, Rabu malam dan Kamis subuh (29/12).
Perancis kritik kunjungan pendek
Sementara itu, jurubicara kementrian luar negeri Perancis Bernard Valero mengatakan, kunjungan di Homs terlalu pendek dan tidak cukup untuk mengungkapkan permasalahan. Hanya sedikit pengamat yang datang ke kota itu, dan kedatangan mereka tidak dapat mencegah pertumpahan darah di Homs, di mana demonstrasi ditekan dengan kekerasan dan korban tewas berjatuhan, ujar Valero. Ia menambahkan, singkatnya kunjungan tidak memungkinkan pengamat untuk mengerti realitas keadaan di Homs. Pengamat Liga Arab harus diizinkan untuk segera kembali ke kota martir ini, dan juga dapat bepergian secara bebas serta berhubungan langsung dengan warga.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov juga mendesak Suriah untuk memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para pengamat untuk melakukan misinya. Hari Rabu (28/12) Suriah membebaskan 755 tahanan yang terlibat dalam demonstrasi anti pemerintah, namun "tidak ada darah yang menempel di tangan mereka", demikian diumumkan di televisi pemerintah. PBB memperkirakan, lebih dari 5.000 orang tewas dalam aksi protes menentang rezim Presiden Bashar al-Assad sejak pertengahan Maret lalu. Pemerintah Suriah menuduh bahwa "teroris bersenjata" yang memicu kekerasan di negeri itu.
Christa Saloh-Foerster/afpe/dpa/rtrd
Editor: Renata Permadi