Musik Indonesia di Tepi Sungai Main, Frankfurt

Kua Etnika garapan pemusik kondang Djaduk Ferianto menampilkan penggalian musik etnis dengan pendekatan modern.

Hentakan musik Kua Etnika langsung membuat penonton riuh rendah.

Koordinator Komite Nasional Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Slamet Rahadjo pun didaulat naik panggung.

BONITA & The hus-BAND, kuartet akustik dari Jakarta dengan musik bercorak folk dan soul.

Dan suara lantang vokalis Bonita yang tak terlupakan.

Yang membuat pejalan kaki menghentikan langkah, untuk mendengar suara jazz-nya.

Sering diajak tampil oleh Incognito, sering manggung di Java Jazz Festival, dan sekarang tampil di Frankfurt.

Dwiki Dharmawan mengajak kawan-kawan Eropanya memainkan Jazz kolaborasi Indonesia dan Eropa.

Kelincahan jari-jari Dwiki di atas tuts piano Steinway & Sons.

Kelompok Barong Osing dan Gandrung dari Banyuwangi menyedot perhatian penonton.

Para penari asal Banyuwangi mengajak penonton ikut bergoyang di atas panggung.

Komponis dan rapper JFlow membakar semangat penonton dengan gayanya yang enerjik.

Dan para penonton perempuan pun maju mendekat ke panggung.

DJ Cream melakukan solo performance yang memukau dan membuat penonton setengah tersihir.

Kecekatan tangan dan kemampuan multitasking melayani beberapa mesin sekaligus.

Mian Tiara (vokal) dan Sri Hanuraga (piano) menampilkan musik syahdu dengan alunan yang membuai.

Memukau penonton yang terpaku di terang matahari sore.

Penguasaan teknik dan pembawaan lagu yang mempesona dan penuh penghayatan.