Myanmar Bebaskan 450 Tahanan Jelang Kedatangan Obama
15 November 2012Pemerintah Myanmar menyebutkkan, pembebasan tahanan yang direncanakan dilakukan Kamis (15/11) merupakan pertanda niat baik untuk mendorong kerjasama bilateral dengan Amerika.
Pejabat kementrian dalam negeri mengatakan, sejumlah pembangkang dan tahanan politik lainnya termasuk yang akan dibebaskan. Namun tidak merinci berapa jumlahnya.
Myanmar sebelumnya telah membebaskan ratusan tahanan politik yang ditangkap dan dipenjarakan sewenang-wenang di era kekuasaan junta militer. Aksi ini merupakan salah satu simbol dari reformasi yang dijalankan pemerintahan baru untuk mencairkan kebekuan diplomatik dan isolasi terutama dari negara-negara barat.
Organisasi pemantau tahanan politik Myanmar AAPP yang bermarkas di negara tetangga Thailand melaporkan, sejauh ini mereka belum memperoleh laporan adanya tahanan politik yang sudah dibebaskan. Perwakilan AAPP, Bo Kyi mengatakan :"Biasanya keluarga diberi tahu, mereka harus bersiap menerima kembali tahanan politik yang kadang dipenjarakan di kawasan terpencil. Tapi pemantauan sejauh ini belum menunjukan indikasi adanya pemberitaan semacam itu".
AAPP mencatat, sedikitnya 700 tahanan dibebaskan antara Mei 2011 hingga Juli 2012. Pemerintah Myanmar bulan September lalu mengumumkan amnesti bagi 88 tahanan politik. Namun ratusan lainnya masih meringkuk di balik terali besi, dan belum diketahui kapan akan dibebaskan.
Kunjungan bersejarah Obama
Presiden AS Barack Obama dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Myanmar hari Senin (19/11) dalam kerangka lawatannya ke Asia Tenggara dari 17 hingga 20 November. Ini merupakan kunjungan presiden AS pertama sejak beberapa dasawarsa.
Obama dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan presiden Thein Sein dan pimpinan oposisi Aung San Suu Kyi. Diperkirakan Obama akan bersikap hati-hati dan tidak akan mengobral pujian kepada pemerintahan baru Myanmar, terkait masih dilakukannya represi serta banyaknya tahanan politik yang belum dibebaskan.
Amerika Serikat melonggarkan sanksi terhadap Myanmar tahun ini, sebagai ganjaran atas reformasi politik dan ekonomi di negara Asia Tenggara itu. Sejumlah perusahaan Amerika, juga sudah memulai penjajakan bisnis di Myanmar yang kaya sumber daya alam.
Namun kelompok pembela hak asasi manusia, menjelang kunjungan Obama ke Kamboja dan Myanmar melakukan lobby ke Gedung Putih, untuk menekankan tuntutannya, agar Obama tetap bersikap keras terhadap pemerintahan Myanmar dan Kamboja, terkait situasi hak asasi di dua negara itu.
AS/HP (rtr,dpa,afp)