Naturalisasi Jadi Warga Jerman Catat Rekor Tertinggi
29 Mei 2024Lebih dari 200.000 orang dinaturalisasi menjadi warga negara Jerman pada tahun 2023, jumlah tertinggi dalam satu tahun sejak pergantian milenium. Demikian menurut statistik baru pemerintah Jerman yang dirilis pada hari Selasa (28/05).
Angka tersebut dipublikasikan hanya satu bulan sebelum aturan baru yang lebih longgar mengenai kewarganegaraan Jerman dan kewarganegaraan ganda akan diberlakukan di Jerman pada akhir Juni.
Jumlah total naturalisasi meningkat sekitar 31.000 (atau 19%) dibandingkan pada tahun 2022, peningkatan yang sedikit lebih kecil dibandingkan perbandingan tahun 2021, dengan peningkatan sekitar 37.000 (28%).
Lebih dari sepertiga warga baru Jerman berasal dari Suriah
Warga negara Jerman yang baru dinaturalisasi berasal dari 157 negara, dengan mayoritas (56%) berasal dari Suriah, Turki, Irak, Rumania, dan Afganistan. Mereka rata-rata berusia 29,3 tahun, dan jauh lebih muda dibandingkan usia rata-rata penduduk Jerman (44,6 tahun). Lebih dari setengahnya (55%) adalah laki-laki, 5% lebih banyak dari rata-rata nasional Jerman.
Mantan warga negara Suriah saja mencakup lebih dari sepertiga (38%) dari total naturalisasi, dan jumlah mereka meningkat sebesar 27.100 (lebih dari 56%), menjadi sekitar 75.500-an orang pada tahun 2023.
Warga yang berasal dari Suriah yang menerima paspor Jerman pada tahun 2023 rata-rata berusia 24,5 tahun dan 64% berjenis kelamin laki-laki. Pelamar yang berhasil telah tinggal rata-rata selama 6,8 tahun di Jerman sebelum mendapat status kewarganegaraan. Pada tahun 2023, sebuah desa di Jerman bahkan memilih seorang pengungsi Suriah sebagai wali kotanya.
"Tingginya jumlah naturalisasi warga Suriah berkorelasi dengan tingginya jumlah pencari suaka asal Suriah yang bermigrasi (ke Jerman) antara tahun 2014 dan 2016,” demikian bunyi siaran pers pemerintah, dengan masa tinggal minimum yang biasanya diperlukan sebelum orang memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kewarganegaraan."[Mereka] kini semakin memenuhi kriteria kewarganegaraan, termasuk kemampuan bahasa dan masa tinggal minimum.”
Lebih sedikit warga negara Jerman baru dari Turki
Sebaliknya, jumlah migran Turki dan Ukraina yang menerima kewarganegaraan Jerman pada tahun 2023 menurun dibandingkan tahun 2022.
Warga negara Turki, bersama dengan warga Irak, masih mewakili kelompok terbesar kedua dengan sekitar 10,700 naturalisasi baru. Namun, jumlah warga Turki yang dinaturalisasi pada tahun lalu berjumlah 3.500 atau 25% lebih sedikit dibandingkan tahun 2022.
Sementara itu, meskipun jumlah warga Ukraina yang mengajukan dan menerima kewarganegaraan Jerman meningkat hampir tiga kali lipat dari 1.900 menjadi 5.600 antara tahun 2021 dan 2022 setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, laju percepatannya melambat pada tahun 2023.
Sekitar 5.900 orang, meningkat sebesar 6%, menjadi warga negara Jerman pada tahun 2023.
Semakin banyak warga Israel yang mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman 'reparatif'.
Sementara itu, semakin banyak warga negara Israel dan keturunan korban kediktatoran Nazi Jerman pada tahun 1933-1945 yang juga mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman.
Pada hari Senin (27/05), pihak berwenang Jerman mengatakan, mereka telah menerima hampir 6.900 permohonan dari orang-orang yang menetap di Israel dalam empat bulan pertama tahun 2024 saja. Sebagai perbandingan, ada sekitar 9.100 aplikasi serupa sepanjang tahun 2023 dan sekitar 5.700 pada tahun 2022.
Dewan Pusat Yahudi di Jerman (ZdJ) melihat adanya korelasinya dengan serangan teror yang dilancarkan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober,yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan sekitar 250 lainnya disandera. Pembalasan Israel terhadap serangan ini telah memicu konflik, yang kini masih tengah berkecamuk, di Jalur Gaza.
Apa yang disebut "naturalisasi reparatif” secara khusus diatur oleh konstitusi Jerman bagi para korban rezim Nazi yang dianiaya dan dicabut kewarganegaraannya, dan bagi keturunan mereka.
Setelah Israel, jumlah permohonan naturalisasi reparatif terbesar datang dari Amerika Serikat.
ap/as (dpa, Reuters, epd)