Neil Harbisson : "Saya Cyborg!"
11 Juni 2013Neil Harbisson terlahir dengan akromatopsia atau kebutaan warna total. Ia hanya bisa melihat hitam dan putih. Kondisi tersebut tidak "diterima" begitu saja oleh seniman kontemporer ini. Ia kini dikenal sebagai cyborg yang memiliki kemampuan untuk "mendengarkan" warna. Ia juga dianggap sebagai cyborg pertama yang diakui secara resmi oleh suatu negara. DW berbicara dengan Neil Harbisson tentang tantangan yang dialaminya sebagai cyborg.
Deutsche Welle: Bagaimana awal mulanya Anda menjadi cyborg?
Saat kuliah musik, saya menghadiri ceramah tentang kibernetik, teknik pengendalian. Topiknya saat itu adalah cara memperluas kemampuan indera dengan teknologi. Lalu saya punya ide untuk menambah kemampuan indera saya lewat teknologi sehingga saya bisa mengenali warna. Jadi kami merakit mata elektronik (eyeborg - Red) yang mengkonversi warna menjadi bunyi. Setahap demi setahap, mata tersebut menjadi bagian dari organisme tubuh saya. Saya merasa hubungan kuat antara teknologi itu dan tubuh saya.
Anda kerap mendengar bunyi-bunyian. Apakah ini tidak membingungkan?
Sepuluh tahun lalu saya mungkin bisa gila. Tapi sekarang saya tidak terkejut lagi. Otak saya sudah terbiasa mendengarkan warna.
Apa warna kesukaan Anda?
Saya suka warna infra merah. Karena itu adalah suara paling rendah yang bisa saya cerap. Inilah hebatnya mata elektronik. Saya bisa mengenali lebih banyak warna dibandingkan manusia biasa.
Banyak penderita buta warna akhirnya terbiasa dengan kondisi tersebut. Anda tidak demikian halnya. Mengapa?
Saya selalu ingin mengenali warna. Warna sangat penting untuk interaksi sosial. Saya merasa sedikit terisolir, sebagai satu-satunya yang tidak bisa mengenali apa yang dilihat orang lain. Tapi saya juga tidak mau kehilangan kemampuan mengenali warna hitam dan putih. Karena itu, mata eletronik ideal, karena berkatnya saya bisa mendengarkan warna, walau tidak bisa melihatnya. Sebaliknya orang lain bisa melihat warna tapi tidak bisa mendengarkan warna.
Kapan Anda pertama kali berpikir: "Saya cyborg?"
Tidak mendadak, tapi bertahap. Suatu malam, mimpi saya mulai berwarna. Bunyi eletronik tidak datang dari program komputer, tapi dari otak saya. Batasan antara teknologi dan tubuh saya lenyap. Saat itu terbersit dalam benak saya: Kata "cyborg" paling baik menggambarkan apa yang tengah saya rasakan.
Adakah hal yang tidak bisa Anda lakukan dengan mata elektronik?
Mata elektronik adalah bagian dari tubuh saya. Saya mengenakannya siang dan malam hari. Juga saat mandi dan tidur. Saya hanya tidak bisa memakainya saat menyelam, karena eyeborg belum kedap air. Tapi saya akan berusaha untuk mengembangkannya...
Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar Anda?
Orang dengan "antene" masih dianggap aneh oleh masyarakat. Beberapa menunjuk-nunjuk ke arah saya atau menertawakan saya. Dan saya sungguh heran, bahwa dalam sembilan tahun terakhir saya mengenakan mata elektronik, tidak ada yang berubah. Reaksinya masih sama. Di bioskop saya dituduh mau merekam film dengan kamera. Di casino, saya dianggap bisa mengganggu tamu lain. Di bandara juga selalu ada masalah. Tapi sekarang saya punya paspor dengan foto baru yang menunjukkan saya dengan mata elektronik ini. Sehingga saya tidak dipaksa untuk melepasnya atau turun pesawat.
Anda mendirikan yayasan Cyborg. Apa tujuannya?
Yayasan Cyborg punya tiga sasaran : Kami ingin membantu orang lain menjadi cyborg. Teknologi kini adalah bagian sangat penting dalam kehidupan. Dimana-mana ada smartphone, tablet dan komputer. Kami juga menuntut hak yang lebih besar bagi cyborg. Selama ini kami masih didiskriminasi.
Dan bagaimana dengan masa depan Anda? Apakah Anda juga merencanakan "upgrade" berikutnya?
Saya tidak ingin bergantung lagi pada baterai. Selama ini saya harus menggantinya setiap lima hari. Kelak saya ingin memperoleh energi dari sirkulasi darah. Ini kehebatan cyborg. Selalu ada hal yang bisa dikembangkan. Biasanya semakin tua, indera kita semakin buruk. Pada cyborg ini kebalikannya. Semakin saya menjadi tua, semakin baik indera saya, karena teknologi terus berkembang.
Neil Harbisson (30) sejak sembilan tahun lalu mengenakan mata elektronik atau eyeborg yang mampu mengubah warna menjadi bunyi. Harbisson mendirikan yayasan di Barcelona yang mendukung manusia lain yang juga ingin menjadi cyborg.