150310 Israel USA
16 Maret 2010Di depan anggota fraksi Partai Likud, Benjamin Netanjahu menjelaskan, Israel akan tetap melanjutkan pembangunan pemukiman di Yerusalem dan tempat lainnya, seperti yang biasa dilakukan dalam kurun waktu 42 tahun belakangan. Sementara dalam menyambut Presiden Brazil Lula da Silva di parlemen, ia menandaskan, dalam waktu 40 tahun terakhir, tidak ada pemerintahan di Israel yang membatasi pembangunan di Yerusalem.
"Pembangunan pemukiman Yahudi di bagian timur Yerusalem tidak mengganggu warga Arab di kawasan itu. Selain itu, biaya pembangunan ini tidak ditanggung mereka. Saat ini, setengah dari warga Yahudi di Yerusalem hidup di kawasan ini. Makanya, meskipun terdapat perbedaan pendapat, sama sekali dapat dipahami, bahwa dalam setiap perjanjian perdamaian yang definitf, kawasan ini merupakan bagian dari negara Israel," demikian dikatakan Netanjahu.
Sementara itu, media Israel melaporkan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dengan mendesak menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu untuk mencabut ijin pembangunan 1600 unit perumahan di kawasan Ramal Shlomo, di bagian timur Yerusalem. Clinton juga menuntu Netanjahu untuk memberikan isyarat yang nyata kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas. Israel harus mengambil langkah nyata untuk memulihkan kembali kepercayan Washington dalam hubungan bilateral. Selain itu Israel harus membuka peluang bagi dapat dimulainya kembali perundingan perdamaian dengan Palestina.
Amerika Serikat mengusulkan, Israel hendaknya membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan, menarik tentaranya dari Tepi Barat Yordan yang didudukinya, melonggarkan blokade terhadap Jalur Gaza, serta menambah pintu masuk kewilayah Tepi Barat Yordan. Dalam waktu singkat, pemerintah Amerika Serikat menantikan dari Perdana Menteri Benjamin Netanjahu, pemerintahan koalisi kanan nasionalis yang dipimpinnya membatalkan rencana pembangunan pemukiman Yahudi di bagian timur Yerusalem.
Rencana pembangunan pemukiman ini diumumkan ketika Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan lalu mengunjungi Israel. Pengumumannya mengundang kemarahan pemerintah Washington. Menanggapi masalah ini, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barack, dari Partai Buruh, menyampaikan nada yang agak moderat, "Pemerintah terus menggarap kearah itu.Mengatasi krisis dan melakukan pendekatan yang kemudian diikuti pembicaraan langsung."
Harian "Haaretzt" mengutip keterangan duta besar Israel di Washington, Michel Oren, yang mengatakan, hubungan Amerika Serikat dan Israel saat ini dibayangi krisis terburuk sejak lebih dari tiga dasawarsa.
Clemens Verenkotte/Asril Ridwan
Editor: Dyan Kostermanns