Obama Dukung Penuh PM Ukraina
13 Maret 2014Obama menyambut PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk di Gedung Putih hari Rabu (12/03) dan menyatakan dukungan penuhnya kepada pemerintahan interim di Kiev. Ia kembali mengingatkan bahwa Rusia akan membayar "biaya" jika Presiden Putin tetap menolak mundur dari Krimea.
"Masih ada jalan lain yang terbuka dan saya harap, Presiden Putin mau mengambil jalan ini", kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih.
"Namun jika tidak, saya yakin bahwa masyarakat internasional akan berdiri tegas di belakang pemerintahan Ukraina", lanjutnya.
PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengucapkan terima kasih atas dukungan Washington. "Kami terus berjuang untuk kebebasan. Kami berjuang untuk kemerdekaan. Kami berjuang untuk kedaulatan kami. Kami tidak akan menyerah", kata Yatsenyuk bersemangat.
Tolak referendum
Obama menerangkan, ia tetap berharap krisis Ukraina bisa diselesaikan lewat diplomasi. Tapi barat dan pemerintah di Kiev tetap akan menolak referendum di Krimea yang direncanakan hari Minggu mendatang (16/03).
Washington beranggapan, Krimea berhak membahas masa depannya. Namun semua harus dilakukan berdasarkan proses konstitusional setelah pelaksanaan pemilihan umum.
"Ada proses konstitusional yang harus dilalui dan masih ada pemilihan umum yang harus dilaksanakan. Mungkin saja dicapai kesepakatan baru dengan Krimea, tapi hal itu tidak bisa dilakukan dibawah ancaman senjata", kata Obama sambil menegaskan, apa yang dilakukan Rusia adalah pelanggaran hukum internasional.
"Kami bersikap sangat tegas dan akan tetap mendukung Ukraina serta rakyat Ukraina untuk mempertahankan integritas teritorial dan kedaulatannya", tandas Presiden AS.
Bantuan finansial
Setelah melakukan serangkaian pertemuan dengan pejabat tinggi AS di Washington, PM Ukraina Yatsenyuk melanjutkan perjanan ke kantor pusat PBB di New York.
Selain mencari dukungan politis, Yatsenyuk juga mencari bantuan finansial. Pemerintah Amerika kembali menegaskan komitmennya untuk mengucurkan bantuan darurat senilai 1 miliar dolar dan dukungan teknis untuk pelaksanaan pemilu.
Sebelumnya Uni Eropa menjanjikan bantuan dan pinjaman dana sampai 15 miliar dolar kepada Ukraina. Pemerintahan interim Ukraina menyebutkan, mereka perlu sekitar 35 miliar dolar untuk menopang perekonomian selama tiga tahun ke depan.
Amerika Serikat dan Uni Eropa mengancam akan memperketat sanksi terhadap Rusia berupa pencabutan visa dan pembekuan rekening bank.
Kepala pemerintahan negara-negara industri yang tergabung dalam kelompok G-7 mendesak Rusia membatalkan pelaksanaan referendum di Krimea. Referendum itu tidak akan mendapat pengakuan dunia dan melanggar hukum internasional, demikian disebutkan. G-7 terdiri dari AS, Kanada, Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Jepang.
hp/ab (afp, rtr, dpa)