Oposisi Iran Semakin Kuat
24 Februari 2011Sejak dua pekan lalu, ketegangan politik mencengkeram Iran. Karena Senin lalu, tanggal 14 Februari, puluhan ribu pendukung oposisi turun ke jalan di beberapa kota, walaupun larangan demonstrasi secara umum sudah ditetapkan. Besarnya jumlah pengkritik pemerintah yang melaksanakan aksi protes rupanya membuat pemerintah mulai khawatir. Karena tindakan yang diambil sangat jelas.
Pemerintah Mulai Khawatir
Pertama-tama, Jumat 18 Februari lalu, pemerintah menyerukan protes terhadap pemimpin oposisi Mehdi Karrubi dan Mir Hossein Moussavi. Kemudian pemerintah menetapkan larangan pemberitaan secara umum, ketika dua hari setelah itu oposisi menyerukan demonstrasi. Sekarang para penentang rejim sudah bersikap lebih hati-hati, tetapi mereka semakin tidak dapat dibendung. Misalnya Davut, seorang penjual di sebuah pusat perbelanjaan di Teheran.
Ia mengatakan pendapatnya, "Kita perlu sistem yang sekuler. Itu semakin sering terdengar belakangan ini. Iran adalah negara Islam, tetapi agama dan negara harus dipisah. Penguasa sangat merugikan agama, yaitu dengan tangan sendiri dan menentang keinginan rakyat. Oleh karena itu, perubahan dalam politik dan situasi negara tidak dapat dihindari lagi.“
Gerakan Hijau Kembali Hidup
Meskipun gerakan perlawanan yang disebut Gerakan Hijau menghilang sepenuhnya selama berbulan-bulan, kini mereka kembali menampakkan diri. Dengan demikian mereka yang mengatakan oposisi terus hidup ternyata benar.
Itu juga pendapat Davut, "Di tempat saya bekerja, dari 80 rekan, hanya tiga yang mendukung pemerintah. Yang lainnya menilai situasi negara kritis dan mereka menganggap yang berkuasalah yang bertanggungjawab. Banyak dari mereka hidup dalam keadaan ekonomi yang sangat sulit. Itu tidak adil. Saya dulu berjuang untuk negara di garis depan. Jadi saya lebih menderita daripada mereka yang tidak pernah mengalami perang.“
Tidak Dipimpin
Hal penting lain adalah, demonstrasi para pengkritik pemerintah terjadi, walaupun tidak ada yang memimpin. Karena kedua pemimpin oposisi sejak dua pekan lalu ditempatkan dalam tahanan rumah.
Walaupun beberapa pendukung rejim ingin agar Mir Hossein Moussavi dan Mehdi Karrubi dijatuhi hukuman mati, pimpinan Iran sadar, bahwa tindakan seperti itu dapat menjadi senjata makan tuan bagi pemerintah. Karena dengan langkah itu, para pemimpin oposisi akan menjadi martir di mata para pendukungnya, dan ketegangan di negara akan semakin meningkat. Sekarangpun ketegangan sudah sangat tinggi, meskipun tidak ada yang tahu, kapan oposisi akan kembali melaksanakan demontrasi.
Ulrich Pick / Marjory Linardy
Editor: Hendra Pasuhuk