Oposisi Ukraina Tolak Hentikan Demonstrasi
30 Januari 2014Parlemen Ukraina hari Rabu malam (29/01) memutuskan amnesti untuk para pemrotes yang ditahan, tapi dengan syarat para demonstran harus keluar dari semua gedung pemerintahan yang diduduki. Persyaratan itu ditolak oleh kubu oposisi yang memboikot sidang parlemen.
Pimpinan oposisi Vitali Klitschko menerangkan, keputusan amnesti di parlemen tidak akan menenangkan situasi karena disertai dengan berbagai persyaratan. "Oposisi akan tetap berada di tempatnya" dan meneruskan aksi protes, tandas Klitschko. Ia meminta Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi terhadap Yanukovych.
Presiden Yanukovych dan pendukungnya menawarkan amnesti untuk menenangkan situasi. Namun ia menolak untuk mengundurkan diri atau melakukan pemilhan umum baru, seperti yang dituntut para demonstran. Perdana Menteri Azarov sudah mengundurkan diri Selasa lalu.
Aksi protes dilanjutkan
"Orang-orang melakukan aksi turun ke jalan untuk mengubah situasi di negara mereka", kata Klitschko. "Mengatakan bahwa yang ditahan hanya akan dibebaskan, kalau demonstrasi dihentikan, sungguh tidak bisa diterima."
Pejabat Luar Negeri Uni Eropa Catehrine Ashton datang ke Kiev untuk melakukan mediasi dan berbicara dengan pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. Ia mengimbau semua pihak untuk menghentikan aksi kekerasan. Peluang bagi dialog "harus segera digunakan sekarang".
Setelah pertemuan dengan Yanukovych, Ashton menyatakan, ia "sangat terkejut" dan "sangat khawatir" atas laporan-laporan tentang "menghilangnya" beberapa aktivis yang diduga "dijadikan sandera".
Rusia tunda bantuan
Yanukovych menjadi sasaran aksi protes setelah batal menandatangani perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa November tahun lalu. Sebagai gantinya, Ukraina membuat perjanjian kerjasama dengan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menekan Ukraina agar tetap berada di bawah pengaruh Rusia dan tidak berpaling ke Uni Eropa. Kepaya Yanukovych, Putin menjanjikan bantuan milyaran dolar.
Tapi hari Rabu, Putin mengatakan bahwa Rusia akan menunda penyaluran bantuan ke Ukraina, sampai pemerintahan baru terbentuk. Rusia sudah menyalurkan sekitar 3 milyar dari paket bantuan yang seluruhnya bernilai 15 milyar dolar.
Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak pemerintah Ukraina agar melakukan perundingan serius dengan oposisi. "Suara mereka (oposisi) harus didengar", kata Merkel yang akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk hari Jumat (31/01). Pertemuan itu antara lain akan membahas situasi di Ukraina.
hp/ab (afp, dpa, rtr)