Pasukan Asing Tiba di Timor Leste
26 Mei 2006In merupakan kedua kalinya pasukan Australia diminta melakukan intervensi di Timor Leste. Yang pertama, 7 tahun lalu setelah referendum Timor Leste di tahun 1999. Kali ini penyebab kerusuhan adalah sekitar 600 orang mantan tentara yang tidak puas dengan kondisinya. Konflik menajam ketika tuntutannya ditolak dan mereka dipecat awal Maret lalu. Demonstrasi yang berlangsung dengan cepat berubah menjadi konflik bersenjata. Ketegangan yang berminggu-minggu ini akhirnya mendesak Menteri Luar Negeri, Jose Ramos Horta, untuk menghubungi Australia. Permintaan bantuan sudah diperkirakan oleh Perdana Menteri Australia, John Howard. Sehingga bahkan, ketika dia menghadap ke parlemen Australia, sekitar 130 orang anggota pasukan khusus sudah berangkat menuju negara tetangganya itu.
John Howard: „Ini adalah misi yang berbahaya. Situasinya juga berbahaya. Ada kemungkinan anggota pasukan ini cedera dalam menjalankan misi. Ini untuk kepentingan nasional.“
Selain pasukan Austalia yang akan berjumlah sekitar 1300 orang, sore hari Jumat Malaysia mengirimkan 209 pasukan untuk mendukung pasukan perdamaian internasional. Menurut pemerintah Malaysia, sekitar 275 anggota militer dan 200 anggota kepolisian akan dikirim. Disamping kedua negara itu, juga Selandia Baru dan Portugal mengirimkan pasukan tentara.
Kehadiran pasukan Australia disambut oleh masyarakat Timor Leste, yang mengharapkan kembalinya situasi aman. Kekhawatiran masyarakat meningkat setelah terjadi pembakaran rumah yang menyebabkan 5 orang korban tewas, yang disebutkan sebagai sanak keluarga dari Menteri Dalam Negeri Timor Leste. Dikhawatirkan terjadinya aksi balas dendam. Bentrokan senjata dan kekerasan yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir mengembalikan trauma atas kekerasan yang dilancarkan milisi pro Indonesia setelah mayoritas rakyat Timor Leste memilih merdeka.
Untuk meredakan konflik saat ini, pasukan reguler Angkatan Bersenjata Timor Leste, FDTL diperintahkan untuk kembali ke Barak di Metinaro dan Baucau, sekitar 40 km dari Dili. Menurut Menteri Luar Negeri Timor Leste, ini merupakan keputusan panglima pasukan FDTL, Jendral Taur Mantan Ruak.