Pemain Utama Pemilu Inggris
PM Inggris May mengumumkan digelarnya pemilu Majelis Rendah yang dipercepat pada 8 Juni. Inilah aktor utama yang tampil dalam pemilu untuk perebutkan 650 kursi di saat proses Brexit.
Theresa May, Partai Konservatif
Theresa May gantikan PM David Cameron yang mundur setelah hasil referendum mayoritasnya memilih keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Pemilu yang dipercepat menurut May diperlukan untuk imbangi permainan politik oposisi dalam proses Brexit. Pemilu juga bertujuan memperkokoh popularitas dan mandatnya sebagai kepala pemerintahan.
Partai Konservatif, Incar Keuntungan
Partai Konservatif yang memerintah, berharap meraih keuntungan tambahan kursi di Majleis Rendah. Pasalnya, posisi partai opisisi saat ini amat lemah. Mayoritas partai konservatif dukung kepemimpinan May untuk mengarahkan Inggris pada proses "hard Brexit." Termasuk hengkangnya Inggris dari pasar tunggal Uni Eropa.
Jeremy Corbyn, Partai Buruh
Pimpinan Partai Buruh, Jeremy Corbyn mendukung seruan May untuk pemilu tanggal 8 Juni. Corbyn ingin menaikan posisinya sebagai alternatif efektif bagi Partai Konservatif. Tema kampanye Partai Buruh adalah membatalkan politik penghematan, melakukan nasionalisasi perusahaan kereta api dan menaikkan gaji serta upah.
Partai Buruh, Dibayangi Perpecahan Internal
Partai Buruh beroposisi lemah karena perpecahan internal. Sejumlah anggota Majelis Rendah dari Partai Buruh berusaha menentang pemilu yang dipercepat. Anggota parlemen Tom Blenkinsop (foto) nyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi, akibat perbedaan pendapat dengan Corbyn.
Tim Farron, Demokrat Liberal
Tim Farron, pimpinan partai Demokrat Liberal menyatakan, hanya partainya yang mampu mencegah Konservatif raih mayoritas. Demokrat Liberal adalah mitra koalisi Konservatif dalam pemerintahan Cameron. Pada pemilu 2015 partai ini hanya raih 9 kursi. Faron menilai pemilu yang dipercepat bisa menaikan lagi secara signifikan raihan kursi di parlemen.
Partai Demokrat Liberal, Oposisi Sejati
Demokrat Liberal yang pro Uni Eropa memanfaatkan seruan May untuk meminta referendum Brexit kedua. Partai ini mengharapkan dukungan dari pemilih Partai Buruh pro Eropa serta pendukung "soft Brexit" yang tetap mempertahankan posisi Inggris dalam pasar tunggal Uni Eropa.
Nicola Sturgeon, Partai Nasional Skotlandia
Nicola Sturgeon menteri utama di pemerintahan Skotlandia yang juga ketua Partai Nasional Skotlandia memposisikan diri sebagai lawan May. Ia menyebut langkah PM itu sebagai salah besar kalkulasi politik. Kedua tokoh politik itu bersengketa mengenai apakah referendum kedua di Skotlandia bisa digelar, sebelum Brexit diberlakukan.
Partai Kemerdekaan Inggris UKIP
UKIP adalah pemain utama dalam kampanye keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit. Tapi partai anti Eropa ini hanya raih satu kursi di parlemen. Ketua UKIP, Paul Nuttall ingin memanfaatkan basis pendukung untuk mencitrakan May sebagai oportunis politik, langkah ini diragukan akan mampu menambah jumlah kursi, karena banyak eks pemilih UKIP kini mendukung politik Brexit frontal.
Partai Lain
Partai-partai lain di Majelis Rendah juga harapkan perubahan. Partai Hijau (1 kursi), Partai Uni Demokratik Irlandia Utara (8 kursi), Sinn Fein (4 kursi) dan Plaid Cymru Wales(3 kursi). Pemilu Inggris 8 Juni diapit pemilu di Perancis (April/Mei) dan Permilu di Jerman (September). Hasil 3 pemilu akan jadi indikator penting bagi masa depan Eropa.