Pembebasan Taliban Sebagai Langkah Pendekatan
10 Januari 2013Pertemuan yang menggembirakan. Para tahanan yang dibebaskan hari Jumat lalu (04/01) menyalami keluarga dan kerabatnya. Sebagian dari mereka sudah ditahan selama bertahun-tahun. Di Provinsi Ghazni, pemerintah lokal mengadakan penyambutan resmi untuk 16 tahanan yang dibebaskan dari penjara di Bagram.
Mohammad Musa Akbarzada, gubernur provinsi Ghazni, mengucapkan kata-kata sambutan untuk memberi motivasi: ”Harapan saya, kalian bisa memulai suatu awal baru yang positif. Ini adalah rakyat kita. Tidak ada yang baik atau buruk. Apapun yang telah terjadi di masa lalu, Tuhan mengampuni kalian.” Ia menambahkan, mereka yang kembali dari tahanan jangan membebani diri dengan pikiran-pikiran negatif atau hasrat untuk balas dendam.
Tuduhan Tanpa Bukti
Memang banyak penduduk Ghazni yang khawatir ada aksi balas dendam. Mungkin saja mereka yang dibebaskan akan kembali bergabung dengan Taliban dan memerangi pemerintah, yang sudah menahan mereka selama bertahun-tahun. Diantara para tahanan yang dilepaskan, ada juga yang mengatakan bahwa mereka tidak melanggar hukum dan tidak pernah bergabung dengan Taliban. Misalnya Mawlawi Dschan Mohammad. Dia ditahan tanpa bukti yang jelas, kata Mawlawi kepada Deutsche Welle. Apa dia kelihatan seperti orang yang bisa menembakkan roket, katanya. ”Apa Anda percaya, saya tahu bagaimana menembak dengan senjata Kalashnikov? Seperti saya, banyak orang lain yang ditangkap di rumah atau di tokonya. Beberapa orang malah dijemput di sekolah. Demi Tuhan, saya tidak punya senjata di rumah!”
Dalam banyak kasus, memang tidak ada bukti untuk menahan mereka lebih lama. Tapi para pengamat menilai, pembebasan massal para tahanan merupakan ancaman bagi keamanan dan perdamaian. Namun pemerintahan Karzai berharap, dengan pembebasan ini bisa terbuka jalan untuk melanjutkan perundingan dengan Taliban. Pakistan juga membebaskan 26 tahanan Taliban. Sebelumnya dilakukan perundingan selama berminggu-minggu antara Pakistan dengan Majelis Perdamaian Afghanistan. Juru bicara Majelis Perdamaian, Ismail Qassemyar menerangkan, pembebasan ini merupakan dukungan penting untuk perundingan perdamaian. ”Para tahanan di Pakistan termasuk jajaran pimpinan Taliban. Mereka punya pengaruh besar. Jadi pembebasan mereka akan berpengaruh pada pengikutnya.”
Potensi Baru Pelaku Kekerasan
Wakil ketua parlemen Afghanistan, Abdul Zahir Qadir, menilai kritis pembebasan massal Taliban yang dilakukan oleh pemerintah Afghanistan dan Pakistan. ”Tidak ada posisi tegas dan tidak ada mekanisme jelas untuk perdamaian. Perundingan yang dilakukan sampai saat ini tidak membawa hasil. Ada di mana sekarang para tahanan yang dibebaskan oleh Pakistan?” Qadir khawatir, anggota Taliban yang bebas akan melakukan serangan gelap lagi. Jadi prakarsa perdamaian malah gagal, demikian Qadir.
Pengamat politik Asmatullah Ghiljay dari Regional Studies Center for Afghanistan menerangkan, Pakistan selama ini tidak pernah menyerahkan petinggi Taliban kepada Amerika Serikat atau Afghanistan. Di masa lalu memang ada tahanan ekstrimis yang diserahkan kepada Afghanistan atau Amerika, tapi ”pejuang Taliban yang benar-benar penting tetap bisa melanjutkan aktivitasnya. Mereka tetap melakukan pertemuan di Waziristan utara, di Quetta atau Peshawar”, demikian Ghiljay.
Tahun yang lalu, sudah 570 tahanan yang dibebaskan. Sejak minggu lalu, ada 250 orang lagi yang dilepaskan dari penjara. Para tahanan ditangkap dalam operasi yang dilakukan pasukan Amerika Serikat dan ditahan di penjara Bagram di markas militer AS. Tahun lalu, penanganan penjara itu mulai dialihkan kepada Afghanistan, termasuk penanganan sekitar 3000 tahanan. Sampai akhir minggu ini, sekitar 400 tahanan yang akan dibebaskan. Pada bulan-bulan mendatang, jumlah tahanan yang dibebaskan akan mencapai 1200 orang.