UNESCO: Pembunuhan Jurnalis Meningkat di Tahun 2022
17 Januari 2023Jumlah jurnalis yang terbunuh dari seluruh dunia telah meningkat secara signifikan pada tahun 2022, kata Badan Kebudayaan PBB (UNESCO) dalam sebuah laporan pada Senin (16/1).
UNESCO melaporkan kematian 86 jurnalis tahun lalu dengan 19 diantaranya tewas di Meksiko, diikuti oleh 10 jurnalis di Ukraina dan sembilan orang di Haiti.
Angka pembunuhan jurnalis di tahun 2022 meningkat signifikan jika dibandingkan dengan data tiga tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 – 2021, rata-rata ada sekitar 58 jurnalis terbunuh. Di tahun 2021, ada sebanyak 55 jurnalis yang terbunuh. Data tiga tahun tersebut (2019 – 2021) menunjukkan penurunan jika dibandingkan dari tahun 2018, di mana ada 99 jurnalis yang terbunuh.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah korban pada tahun 2022 "mengkhawatirkan."
"Pihak berwenang harus melipatgandakan upaya mereka untuk mengakhiri kejahatan ini dan memastikan bahwa pelaku dihukum, karena ketidakpedulian adalah faktor utama dalam iklim kekerasan ini," kata Azoulay.
Mengapa para jurnalis menjadi sasaran?
Tiga perempat dari pembunuhan terhadap jurnalis terjadi di negara-negara non-konflik, dengan lebih dari separuh jurnalis yang terbunuh terjadi di Amerika Latin.
Beberapa alasan mengapa para jurnalis ini dibunuh adalah karena pembalasan atas liputan mereka tentang kejahatan terorganisir, konflik bersenjata atau kebangkitan ekstremisme.
Beberapa jurnalis juga dibunuh karena meliput topik sensitif seperti korupsi, kejahatan lingkungan, penyalahgunaan kekuasaan dan berbagai protes.
‘Tidak ada ruang aman' bagi jurnalis
UNESCO mencatat bahwa hampir setengah dari jurnalis yang menjadi sasaran, terbunuh saat tidak bertugas. Beberapa di antaranya diserang saat bepergian, di tempat parkir atau tempat umum lainnya, sementara yang lain terbunuh saat berada di rumah.
Badan tersebut memperingatkan, bahwa ini menyiratkan kalau "tidak ada ruang aman bagi jurnalis, bahkan di waktu luang mereka."
Badan PBB itu juga mencatat impunitas atas pembunuhan jurnalis sebesar 86%, tingkat yang dikatakannya "sangat tinggi," meskipun mencatat kemajuan dalam lima tahun terakhir.
Selain pembunuhan, pada tahun 2022 jurnalis juga menjadi korban kekerasan dalam bentuk lain. Ini termasuk penghilangan paksa, penculikan, penahanan sewenang-wenang, pelecehan hukum dan kekerasan digital, dan secara khusus menyasar perempuan.
yas/gtp (AFP, dpa)