Pengamanan Teror di Stasiun KA Eropa
20 Agustus 2013Jaringan kereta api Jerman dengan sekitar 5.700 stasiun kereta api memang menjadi salah satu sasaran serangan kelompok teror. Tahun 2006, pelaku teror di Stasiun KA Köln membawa dua koper berisi bom rakitan di 2 kereta api. Untungnya, kedua bom itu tidak meledak karena pembuatnya salah memasang pemicu ledaknya. Pelakunya kemudian bisa terdeteksi oleh sebuah rekaman video yang terpasang di stasiun.
Hal serupa terjadi tahun 2012 di Stasiun KA Bonn. Seorang pelaku tak dikenal meninggalkan sebuah tas berisi bom rakitan dekat tempat penumpang menaiki kereta. Bom itu juga tidak meledak karena salah konstruksi. Sampai sekarang polisi belum berhasil menangkap pelakunya.
Kementerian Dalam Negeri Jerman maupun perusahaan kereta api tidak mau berkomentar banyak tentang langkah apa saja yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pengamanan. Hal itu adalah tanggung jawab lembaga kepolisian dan aparat keamanan, demikian disebutkan. Menurut keterangan polisi, sudah ada berbagai langkah yang diambil untuk mengantisipasi serangan teror pada jaringan kereta api di dalam dan luar negeri.
Al Qaida sering menyerang sistem transportasi
Rolf Tophoven dari Institut Penelitian Terorisme bisa memahami jika aparat keamanan tidak mau terlalu terbuka tentang langkah pengamanan yang mereka lakukan. "Bukan hal baru, bahwa para teroris memilih jaringan transportasi Eropa sebagai salah satu sasaran mereka", kata Tophoven kepada Deutsche Welle. Bagi Al Qaida, rencana menyerang jaringan transportasi punya prioritas tinggi.
Menurut jurnalis Timon Heinrici, stasiun kereta api memang sasaran yang strategis. "Serangan bom di stasiun bisa punya dampak lebih besar daripada serangan di rel kereta. Karena di stasiun ada banyak orang berkumpul". Perusahaan kereta api juga sudah mengantisipasi hal itu.
"Petugas keamanan sudah ditambah dan mereka makin sering mengawasi tas dan koper yang mencurigakan," kata Heinrici. Polisi Jerman telah memperketat pengawasan di stasiun-stasiun utama, seperti di Köln dan Frankfurt. Tapi Pakar terorisme Rolf Tophoven menuntut agar lebih banyak kamera video dipasang.
"Pelaku teror bom koper di Köln juga dulu berhasil ditangkap karena ada rekaman video", ujar Tophofen. Tapi aparat keamanan memang harus jeli. Tidak semua tas dan koper yang dicurigai berisi bom.
Pengamanan di negara lain lebih ketat
Di negara Eropa lain, aparat keamanan lebih terbuka soal langkah pengamanan mereka. Madrid tahun 2004 pernah mengalami serangan bom di kereta api. Pengamanan stasiun kereta api di sana sekarang mirip seperti di bandar udara. Pemeriksaan tiket juga tidak dilakukan oleh seorang kondektur di atas kereta, melainkan dilakukan di luar kereta api ketika melewati sistem pengamanan.
Di Rusia, pengamanan di stasiun kereta api besar juga diperketat seperti pengamanan di bandar udara. Agar tidak terjadi antrian panjang, pemeriksaaan tidak dilakukan terhadap setiap penumpang, melainkan hanya terhadap beberapa penumpang secara acak. "Pengamanan seperti ini juga cukup efektif sebagai tindakan pencegahan", kata Tophoven.
Ia menambahkan, yang penting adalah mencegah histeria dan kepanikan. Kalau itu terjadi, berarti para teroris sudah berhasil mencapai salah satu tujuannya.