Pengosongan Pemukiman Yahudi dan Konstitusi Irak
23 Agustus 2005Meskipun diwarnai aksi protes, pengosongan ke 21 pemukiman Yahudi dengan sekitar 8000 penghuninya rampung dilaksanakan, dalam waktu sepekan. Harian Austria Der Standard yang terbit di Wina dalam menanggapi rampungnya pengosongan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza, menurunkan komentar berjudul “Yang menang adalah Israel dan Palestina“.
"Pengosongan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza dengan cepat, merupakan keberhasilan kelompok politik beraliran tengah, yang jumlahnya mencapai 70 persen di Israel, dimana juga termasuk bekas kelompok berhaluan keras dari Perdana Menteri Ariel Scharon. Kelompok agama yang menentang pengosongan dengan menggunakan warna oranye, selama berbulan-bulan memunculkan ketegangan di Israel, gagal mencapai tujuannya. Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk sementara juga meraih kemenangan. Gencatan senjata yang dijanjikannya dapat dipertahankan. Dan di Jalur Gaza ia punya peluang untuk membuktikan kepada warganya bahwa dengan menyingkirkan aksi teror akan dapat membawa mereka memiliki kehidupan dengan perspektiv ekonomi tanpa pendudukan Israel."
Pengosongan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza, merupakan langkah yang cerdik dari Perdana Menteri Ariel Scharon. Demikian judul komentar harian Serbia Danas yang terbit di Beograd.
"Perdana Menteri Ariel Scharon meraih kemenangan dan keuntungan yang berarti. Terutama, karena sekarang, bola berada di tangan pihak Palestina. Tidak hanya pemerintah di Tel Aviv melainkan juga masyarakat Internasional sekarang menantikan reaksinya untuk mengambil langkah yang tidak mengampuni para teroris dikalangan warganya. Tidak dapat dibantah bahwa Ariel Scharon terutama menciptakan iklim bagi dapat dilakukannya perundingan yang serius dengan materi yang luas mengenai usaha memperbaiki masa depan dalam waktu dekat. Sikap ini tidak tidak akan terpengaruh oleh ucapan terakhir Ariel Scharon yang mengatakan, bahwa Israel akan terus membangun tembok pembatas di Tepi Barat Yordan."
Selanjutnya mengenai pengosongan pemukiman Yahudi di Jalur Gaza, kami kutip komentar harian Jerman Süddeutsche Zeitung yang terbit di München.
"Pengosongan pemukiman Yahudi dan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza, membuat mantan Jenderal Ariel Scharon berada dalam sebuah strategi militer yang menguntungkan. Sekarang frontnya semakin pendek. Juga ia mengorbankan Jalur Gaza, agar dapat mempertahankan dan mengembangkan enam blok pemukiman Yahudi yang besar di Tepi Barat Yordan, serta di lembah Yordan dan Yerusalem.
Tema kedua mengenai rancangan konstitusi di Irak. Setelah ditunda sepekan, sekarang komisi konstitusi yang membahas rancangannya kembali memperpanjang waktu sampai hari Kamis besok untuk dapat dicapai kesepakatan. Mengenainya harian Swiss Tages-Anzeiger yang terbit di Zürrich menulis:
"Pertikaian dalam menyusun rancangan konstitusi, menunjukkan betapa proses politik untuk menciptakan Irak yang baru, dilakukan dengan bersusah payah. Kemungkinan pertikaiannya akan semakin meningkat, karena proses demokratisasi yang disampaikan Amerika Serikat bergerak kearah yang salah. Dalam konstitusi baru tidak menyangkut mengenai dicapainya kompromi. Tapi menyangkut keputusan mengenai masalah yang prinsip. Setelah perang dunia pertama, perbatasan Irak ditentukan oleh kekuatan asing. Agar secara demokratis negaranya dapat mampu bertahan, semua kelompok etnis harus diintegrasikan. Bila hal ini tidak terlihat, maka konstitusi baru akan merupakan karcis gratis dari Amerika Serikat untuk ambruknya Irak."