Pengosongan Pemukiman Yahudi di Jalur Gaza Berakhir
23 Agustus 2005Tanpa pertumpahan darah, ke 21 pemukiman Yahudi dengan delapan ribu penghuninya dikosongkan, dan rumah pertama mulai dihancurkan. Sekarang tentara Israel yang harus ditarik dan melepaskan Jalur Gaza. Di depan publik dunia, drama pengosongannya menampilkan gambaran isak tangis dan jeritan pemukim Yahudi. Sementara aparat keamanan pada hari itu, menampilkan rasa simpati dalam membubarkan para demonstran.
Pemerintah Israel menunjukkan tekadnya untuk menentang setiap bentuk perlawanan dalam menerapkan kebijakan yang diputuskan parlemen dan disahkan oleh Mahkamah Tinggi. Juga media lokal dan internasional menjalan tugasnya, dengan menyebar luaskan gambar dan suara keseluruh dunia. Ditampilkan tangisan, keputusasaan, lambang Holocaust dan ritual berkabung. Ditayangkan pawai pemukim Yahudi dari Netzarim, pemukiman terakhir yang dikosongkan, dengan memanggul lilin tradisional. Dengan demikian mereka hendak menampilkan trauma pemukim Yahudi di Jalur Gaza kedalam kesadaran Israel dan publik dunia. Pesan dari semua gambaran itu telah jelas.
Setelah pengosongan jalur Gaza, tidak akan ada lagi penarikan dari wilayah yang diduduki Israel. Blok pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan dengan 250 ribu penghuni dan terutama kawasan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur dengan 200 ribu penghuninya tidak akan disentuh. Dengan demikian menjadikan wilayah Palestina terpecah belah dan tidak akan memungkinkan terbentuknya negara Palestina yang dapat bertahan hidup. Apakah gambaran dari Timur Tengah akan kembali, seperti yang sering terjadi, yakni bukan merupakan isyarat yang baik bagi masa depan yang damai?
Mungkin penarikannya merupakan prakarsa sendiri, dimana pencetusnya Ariel Scharon juga tidak menginginkannya. Mungkin juga, pengosongan yang sampai sekarang berlangsung tanpa pertumpahan darah dan secara mengejutkan tidak menghadapi masalah, ibarat bola yang menggelinding dan tidak dapat ditahan lagi. Tapi mungkin juga mayoritas warga Israel yang diam menginginkan terus dilanjutkannya pengosongan, untuk dapat meningkatkan normalitas dan stabilitas. Impian pemukim Yahudi seolah ambruk didepan mata publik dunia.
Untuk pertama kalinya sejak perang enam hari pada tahun 1967, Israel meninggalkan wilayah Palestina yang didudukinya. Dengan demikian pemerintah Israel menjauh dari tuntutan gerakan pemukim Yahudi radikal untuk mendiami dan menguasai seluruh tanah yang menurutnya dijanjikan dalam kitab suci, dan kemudian memperbudak warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut. Sekarang delapan ribu pemukim Yahudi di Jalur Gaza kembali ke negara Israel. Ini merupakan isyarat baik dan merupakan sebuah kemenangan kecil bagi gerakan zionisme yang rasional. Suatu kemenangan bagi gerakan zionisme yang berjuang bagi warga Yahudi untuk memiliki tanah air yang aman, dengan tapal batas yang diakui.