Perbankan di kawasan Balkan
24 November 2003Setelah dilanda kemelut politik dan perang saudara yang brutal, situasi di Eropa Tenggara, atau yang lebih dikenal dengan nama Balkan, sekarang berangsur-angsur normal. Namun perekonomiannya tetap masih menghadapi banyak tantangan. Sejak lebih dari sepuluh tahun, lembaga internasional dan organisasi bantuan melaksanakan berbagai program untuk membangkitkan kegiatan ekonomi. Sekarang, bantuan mulai surut. Karena banyak negara Eropa sendiri sedang mengalami kelesuan ekonomi. Selain itu, perhatian publik pada kawasan Balkan juga tidak sebesar dulu lagi. Apa yang harus dilakukan?
Salah satu sektor kunci dalam pemulihan ekonomi adalah sektor perbankan. Minggu lalu, para ahli keuangan dan wakil-wakil perbankan Balkan melakukan pertemuan di Frankfurt, Jerman, untuk membahas perkembangan sektor perbankan. Igor Brkanovic, konsultan perusahaan menengah dan kecil di Serbia, mengeluhkan sistem administrasi yang sentralistis di negaranya. Misalnya, jika seorang pengusaha yang tinggal dekat perbatasan ke Bulgaria perlu kredit, dia harus pergi ke Beograd. Masalahnya, bank-bank lokal di daerah tidak punya cukup dana. Mereka juga sering tidak punya wewenang memberi kredit. Jadi, si pengusaha akan kehilangan banyak waktu. Dan di beograd, dia juga belum tentu mendapat kredit. Padahal menurut Brkanovic, sebenarnya di Serbia cukup banyak uang yang beredar. Hanya saja, orang lebih senang menyimpan uangnya di rumah daripada di bank, karena jaminan hukum masih lemah. Jadi, diperlukan kerangka hukum yang lebih baik, agar para pengusaha kecil bisa bekerjasama dengan bank lokal, pemerintahan daerah dan dengan sektor publik.
Ahli ekonomi dari Inggris, Paul Hare menerangkan, pemerintah di Balkan sampai saat ini berusaha meningkatkan ekonomi dengan mengandalkan kapasitas yang sudah ada dan belum digunakan. Sekarang, semua kapasitas sudah dimanfaatkan. Jadi harus dicari cara lain. Agar ekonomi terus tumbuh, satu-satunya cara adalah menabung dan melakukan investasi di dalam negeri. Dan ini yang belum dilakukan. Minimnya investasi bukan masalah Serbia saja. Ini adalah masalah umum untuk kawasan Balkan.
Para ahli ekonomi mengimbau kalangan perbankan agar merubah orientasi bisnisnya. Sampai sekarang, kebanyakan bank hanya tertarik memberi kredit kepada perusahaan besar. Padahal, masa depan dan motor perekonomian ditentukan oleh kekuatan perusahaan menengah. Sementara banyak bank menganggap, bisnis dengan perusahaan menengah tidak terlalu menguntungkan. Pandangan inilah yang harus berubah.
Salah satu bank yang berhasil dengan program kredit menengah dan kecil adalah Unionbank di Bulgaria, yang didirikan tahun 1994. Bank ini sejak awal melakukan spesialisasi pada perusahaan menengah dan kecil. Menurut Direktur Unionbank, Evgeny Gospodinov, langkah ini sekarang mulai membuahkan hasil. Unionsbank didirikan dengan bantuan Bank Pembangunan Jerman, KfW, dan Bank Pembangunan Kembali Eropa, EBRD. Program kredit usaha menengah dan kecil ternyata mendapat sambutan kalangan pengusaha. Unionsbank sekarang tumbuh pesat.
Bank-bank asing yang beroperasi di akwasan Balkan juga mulai menyadari potensi pasar kredit menengah dan kecil. Per Fischer, Wakil Direktur bank Jerman, Commerzbank mengatakan, kalau dulu Commerzbank di Balkan berorientasi pada perusahaan besar, sekarang strateginya adalah menggait perusahaan menengah. Tapi, sektor perbankan masih menghadapi banyak masalah. Direktur Raiffeisenbank cabang Bosnia-Herzegowina, Dino Osmanbegovic menuturkan, menjalin bisnis di Bosnia berbelit-belit dan bisa membuat orang frustasi. Terutama karena belum ada kerangka hukum yang jelas untuk kredit jangka panjang. Padahal, banyak pengusaha berharap mendapat kredit. Jadi, sistem hukum juga harus dibenahi agar mendukung bank menjangkau perusahaan menengah dan kecil. Dalam pertemuan di Frankfurt, semua pihak sepakat, negara-negara di kawasan Balkan harus menggalakkan kerjasama regional, dan segera membentuk zona dagang. Selain itu, pemerintah setempat harus menciptakan kerangka hukum yang baik untuk mendukung kegiatan ekonomi.