1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdamaian Aceh dan Penarikan Israel dari Jalur Gaza

16 Agustus 2005

Kesepakatan perdamaian Aceh tetap menjadi sorotan berbagai harian internasional. Selain itu penarikan Israel dari jalur Gaza serta pertemuan remaja Katolik sedunia di kota Köln, juga menjadi bahasan utama surat kabar Jerman dan internasional.

https://p.dw.com/p/CPNF
Sesuai kesepakatan damai sebagian pasukan TNI harus ditarik dari Aceh
Sesuai kesepakatan damai sebagian pasukan TNI harus ditarik dari AcehFoto: AP

Harian Jerman Frankfurter Rundschau mengomentari, tercapainya kesepakatan damai Aceh, dengan penengahan institusi swasta di Eropa, adalah suatu terobosan baru. Lebih lanjut harian ini menulis :

"Tanpa mandat Uni Eropa atau PBB, institusi swasta dari mantan presiden Finlandia, Marti Ahtisaari berhasil melakukan pemecahan konflik di Aceh. Manajemen krisis pada tatanan tertinggi oleh sebuah lembaga swasta, juga merupakan hal yang baru. Terlepas dari berbagai pro dan kontra, kesepakatan damai Helsinki merupakan prestasi besar dari peradaban demokrasi yang masih muda di Indonesia dan kelompok pemberontak, yang hingga saat itu hanya mengenal satu bahasa, yakni kekerasan."

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung menulis, kesepakatan damai Helsinki jauh lebih baik dari kesepakatan damai tahun 2002.

"Harapan bagi suksesnya pelaksaan kesepakatan damai Helsinki, kelihatannya didukung banyak pihak. Di satu sisi, pemerintahan dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang memprioritaskan pemecahan damai, dapat mengharapkan dukungan parlemen. Juga dengan mutasi di tubuh TNI, yang menyangkut sejumlah perwira tinggi garis keras, yang menentang perdamaian Aceh, kelihatannya militer juga akan dapat diyakinkan, untuk menerima kesepakatan damai Helsinki. Di sisi lainnya, kesiapan 17 komandan pemberontak di Aceh untuk menaati petunjuk pimpinan di Swedia, akan mendukung pelaksanaan kesepakatan damai tsb. Tapi juga jangan dilupakan, skeptisme di kalangan rakyat tetap tinggi, melihat pengalaman gagalnya kesepakatan damai sebelumnya."

Dari kesepakatan damai Aceh, kita beralih ke tema penarikan mundur Israel dari jalur Gaza. Penarikan Israel dari jalur Gaza, yang dimulai hari ini, dinilai bukan merupakan jaminan bagi suksesnya proses perdamaian. Harian Perancis Le Figaro menulis.

"Jika prasyarat kehidupan di Palestina membaik, aksi kekerasan akan kehilangan pendukung. Akan tetapi, kehidupan ekonomi Jalur Gaza sangat tergantung dari Israel. Penarikan mundur tidak akan menjadi sukses bagi proses perdamaian, jika warga Palestina tidak diberi harapan, bahwa keinginannya juga akan tercapai. AS dan masyarakat internasional harus siap memberikan kontribusinya, agar penarikan Israel bukan titik penutup, melainkan menjadi awal dari proses perdamaian yang sebenarnya."

Yang terakhir, komentar mengenai pertemuan remaja Katolik sedunia di Köln. Harian Perancis Le Monde menilai, Paus Benediktus XVI harus keluar dari bayangan pendahulunya. Lebih lanjut komentar harian ini :

"Paus Benediktus XVI memang tampil berbeda, akan tetapi kepatuhannya pada doktrin, tetaplah Kardinal Ratzinger. Ia menyerukan umat Katolik, memainkan peranan sebagai kelompok minoritas yang militan, di Eropa yang mengalami de-Kristianisasi. Jadi Sri Paus memiliki dua prioritas. Pertama untuk menggiring dunia Barat kembali ke jalan agama, kerena mereka kelihatannya telah meninggalkan Tuhan. Dan kedua, mendekati kelompok ortodox di Eropa timur dan di Timur Tengah, yang hidup sebagai kelompok minoritas yang tertekan. Kentara sekali Paus Benediktus XVI mengutamakan aksi tersebut. Tapi, suatu hari nanti, ia juga harus keluar dari bayang-bayang ketenaran mendiang Paus Yohannes Paulus Kedua."