Peringatan Setahun Tsunami di Banda Aceh
27 Desember 2005Lengking sirene mengawali detik-detik peringatan setahun Tsunami yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Ulhe Lee, Banda Aceh. Itulah juga tanda peresmian pemasangan sistem peringatan dini yang salah satunya ditempatkan 200 meter dari lokasi peringatan.
Dalam Bahasa Inggris Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak hadirin yang sebagian memang datang dari berbagai belahan dunia, untuk mengenang dan mendoakan para korban:
Susilo Bambang Yudhoyono:"Kita tundukkan kepala, memanjatkan doa khusyuk, agar arwah mereka yang kita cintai, baik yang ditemukan maupun yang tidak kita temukan, yang dimakamkan di bumi, maupun terkubur di laut, kesemuanya memperoleh tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi hari ini, besok, lusa dan hari-hari mendatang, bukanlah lagi akan menjadi hari-hari yang penuh penderitaan, karena kita juga berhimpun di sini untuk menghormati mereka yang hidup, lolos dari bencana maut. Anak-anak kita ini, saudara-saudara kita, para orang tua kita, adik kakak, mereka semuanya ingin membangun kembali kehidupannya."
Yudhoyono juga mengajak untuk lebih memusatkan perhatian pada mereka yang selamat, yang harus membangun lagi kehidupannya.
Susilo Bambang Yudhoyono: "Saudara-saudara semua akan menyaksikan para korban tsunami yang lolos dari maut, di mana-mana di seluruh Aceh, Nias, Pukhet, Phang Na, Jaffna, di Negara Kerala, Tamil, Nadu, Andhra Pradesh, di Kepulauan Andaman dan Nicobar, dan dimanapun di wilayah-wilayah yang terhempas tsunami. Mereka menyambut Anda dengan senyum, semangat, dan harapan. Tetapi senyum mereka yang indah menandakan kekuatan besar yang langsung diungkapkan. Dan kita berhutang kepada mereka semua."
Di bagian lain, Presiden mengajak hadirin untuk mengambil inspirasi dari kisah sejumlah anak yang lolos dari maut. Seperti Martunis, yang dikenal dunia karena mengenakan kostum bintang sepak bola Christiano Ronaldo itu. Martunis selamat setelah terkatung-katung 10 hari di laut. Lalu SBY menyerukan dunia internasional untuk memberi perhatian khusus pada masa depan anak-anak Aceh.
Selain wakil dari 44 negara yang hadir langsung, dua tokoh hadir dan memberi sambutan melalui hubungan televisi. Yakni Sekretaris Jenderal PBB KoFfi Annan dan utusan khusus PBB, bekas presiden AS Bill Clinton.
Koffi Anan menekankan perlunya keseimbangan antara kecepatan dan pembangunan berkelanjutan. Sementara Clinton berusaha meyakinkan, bahwa ia akan terus bekerja untuk para korban.
Bill Clinton: "12 bulan lalu, sekitar 130 ribu warga sekitar pantai di sini tewas ditelan gelombang hanya dalam 8 menit , 500 ribu orang lain jadi pengungsi. Sejak itu, pemerintah Indoneia, khususnya BRR di bawah pimpinan Pak Koentoro memperlihatkan kepemimpinan yang hebat dalam upaya pemulihan. Bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan-badan keuangan internasional, dan masyarakat sipil, mereka membangun kembali sekolah, rumah, penampungan, jalan-jalan. Tapi masih banyak yang harus dilakukan. Saya tahu bahwa sebagian dari Anda masih hidup dalam penderitaan. Puluhan ribu dari Anda masih hidup dalam penampungan yang tidak layak, dan belum tahu apa yang akan terjadi dengan masa depan Anda. Tapi di luar duka dan penderitaan Anda, saya yakinkan Anda bahwa saya belum akan puas kalau Anda belum memperoleh rumah yang layak dan bekerja kembali. Sehingga anak-anak Anda bisa dibesarkan dalam kepastian. Saya akan terus bekerja bersama Anda, untuk menjaga janji mewujudkan masa depan yang cerah."
Sayangnya, sebuah ironi besar muncul dari acara ini. Di satu pihak, pemerintah memang mengakui adanya kelambatan dalam pembangunan kembali Aceh. Namun di lain pihak, untuk peringatan setahun tsunami ini aparat justru bisa sangat cepat. Dalam semalam saja, mereka bisa membersihkan kawasan Ule Lhee dari tenda-tenda pengungsi, untuk kepentingan parkir para tamu. (Uzair)