Persidangan Tertutup Aung San Suu Kyi di Yangun
22 Mei 2009Sidang pengadilan terhadap penerima nobel perdamaian dari Myanmar Aung San Suu Kyi dilaksanakan hari Kamis (21/05) di penjara Insein yang terkenal sebagai penjara yang ditakuti di negara itu. Junta militer di Myanmar kembali melarang pengamat internasional untuk menghadiri sidang. Sehari sebelumnya secara mengejutkan sekitar 30 diplomat dan sejumlah wartawan diizinkan masuk ke ruang sidang untuk mendengarkan sejumlah saksi memberikan keterangan. Namun Nyo Ohn Myint, pemimpin warga Myanmar yang hidup di pengasingan berpendapat bahwa gebrakan itu hanya merupakan polesan politik: „Junta militer berupaya untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti standar internasional. Tetapi ini sikap palsu."
Pendukung San Suu Kyi berkumpul di depan penjara Insein
Puluhan pendukung Suu Kyi dan anggota partainya yang pro demokrasi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berkumpul di luar penjara Insein di Yangun untuk mendengarkan proses persidangan hari Kamis (21/05). Di antara mereka terdapat Win Tin, usia 80 tahun. Ia adalah politisi senior dan bekas tahanan politik yang pernah dipenjara selama 19 tahun. September 2008 ia dibebaskan. Win Tin mengungkapkan: „Orang-orang tidak melakukan aksi unjuk rasa. Mereka hanya menunjukkan keinginan politik dan perasaannya mengenai kasus ini. Dan mereka kini berdiri di sini untuk menunjukkan solidaritas kepada Daw Aung San Suu Kyi."
John Yettaw sampaikan buku Book of Mormon kepada pelayan Suu Kyi
Bersama dua rekan lainnya, Aung San Suu Kyi, dituduh melanggar persyaratan tahanan rumah. Dakwaan ini dikeluarkan setelah seorang warga Amerika Serikat bernama John Yettaw berenang menyeberangi danau untuk mengunjungi rumahnya pada awal bulan Mei ini dan tinggal selama dua hari di rumahnya tanpa izin yang berwenang. Hingga kini masih belum jelas apa motivasi pria AS tersebut. Namun pengacara Suu Kyi mengatakan, John Yettaw mengaku kepada pengadilan, ia menduga bahwa nyawa Suu Kyi terancam dan karena itu ia berenang menuju rumah ketua pro demokrasi yang sedang menjalani tahanan rumah itu. Para pengacara San Suu Kyi bersikukuh, kliennya tidak bertanggung jawab atas perbuatan John Yettaw karena ia tidak pernah mengundang pria itu untuk datang.
Namun tim penuntut menuduh bahwa peristiwa itu bukan merupakan kunjungan yang pertama dari Yettaw ke rumah Suu Kyi. Mereka mengatakan, Yettaw mencoba menemui Suu Kyi November tahun lalu dan memberikan sebuah buku dari gereja Mormon kepada pembantu agar disampaikan kepada Suu Kyi. Namun politisi veteran Win Tin meragukan kebenaran tuduhan tersebut: „Yang berwenang tahu, ia berada di Myanmar tahun lalu dan berenang menuju rumah Daw Aung San Suu Kyi. Meski begitu mereka tetap saja memberikan visa kepadanya dan bersamaan dengan itu mengizinkannya kembali berenang ke rumah Daw Aung San Suui Kyi. Ini adalah sesuatu yang aneh. Jadi kami tidak mau menerima kasus ini."
Myint: Junta militer gunakan kasus itu untuk perpanjang masa tahanan
Pemimpin warga Myanmar di pengasingan, Nyo Ohn Myint mengungkapkan, junta militer menggunakan kasus itu hanya untuk memperpanjang masa tahanan Suu Kyi yang sebenarnya akan berakhir akhir bulan Mei ini: „Ini adalah kasus politik. Ini bukan merupakan tindak kriminal atau benar-benar sebuah kasus. Ini sudah direncanakan sebelumnya. Seperti sebuah film dan aktornya adalah para pejabat rezim."
Dalam 19 tahun terakhir ini, Suu Kyi yang berusia 63 tahun telah menjalani 13 tahun masa tahanan. Jika dalam persidangan ini ia terbukti bersalah, ia terancam hukuman lima tahun penjara lagi. Ini berarti, Aung San Suu Kyi tidak akan dapat mengikuti pemilihan umum yang akan digelar oleh junta militer tahun depan.
Disha Uppal/Christa Saloh
Editor: Dyan Kostermans