Pertarungan Kandidat Partai Demokrat AS Berlanjut
24 April 2008Pertarungan dramatis antara kedua kandidat Partai Demokrat, Hillary Clinton lawan Barack Obama, untuk memperebutkan nominasi kandidat presiden dikomentari harian-harian internasional. Partai Demokrat sedang melakukan proses penghancuran diri. Kini terjadi pertempuran yang semakin seru dan kotor yang akan memblokir nominasi kandidat presiden Demokrat.
Harian Swiss Basler Zeitung yang terbit di Basel berkomentar:
Setelah pemilu awal di Pennsylvania, Partai Demokrat semakin mendekati proses penghancuran dari yang dalam. Walaupun Hillary Clinton sudah mengingatkan, tidak ada yang bersedia bertikai dalam kongres partai di Denver. Paling lambat bulan Juni mendatang, pada pemilihan awal tahap akhir, tekanan terhadap delegasi akan meningkat, agar segera menarik keputusan. Jika Barack Obama memenangkan pemilu awal di Indiana dan North Carolina tanggal 6 Mei mendatang, hal itu akan memicu pergerakan baru. Tapi dipastikan tidak akan muncul pemenang yang gemilang dalam pertarungan di tubuh Partai Demokrat.
Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan juga berkomentar dengan nada serupa:
Kemenangan Hillary Clinton dalam pemilu awal di Pennsylvania, menyebabkan nominasi kandidat presiden Partai Demokrat terus tertangguh. Ingatan kolektif warga Amerika Serikat dibangkitkan lagi ke persengketaan berkepanjangan Partai Demokrat di masa lalu, di mana saling hantam dan perpecahan menyebabkan kekalahan menyedihkan dalam pemilu presiden. Seperti halnya dalam kongres partai Demokrat di Chicago 40 tahun lalu, kini mimpi buruk bagi kekalahan pahit itu muncul kembali.
Sementara harian Prancis Le Monde yang terbit di Paris mengomentari upaya keluarga Clinton untuk menggulingkan Obama.
Hillary dan suaminya, mantan Presiden Bill Clinton, bertekad bulat untuk menyerang habis habisan Barack Obama. Terutama hendak dipertanyakan kelaikan pilih Obama. Mengapa Obama yang memiliki dana kampanye lebih besar, sulit mengalahkan Hillary yang nyaris bangkrut? Jawabannya ada di tangan pemilih kulit putih, yang sebagian tidak mau memilih kandidat berkulit hitam. Para pemilih memang menilai program ekonomi dan sosial dari kandidat Demokrat itu tepat. Tapi tetap tidak mau dipimpin seorang presiden blasteran yang nenek moyangnya berasal dari Kenya. Kini kandidat presiden Partai Republik, John McCain, juga akan memanfaatkan rasisme yang masih dianut sebagian warga Amerika Serikat untuk menghadapi Obama.
Dan harian Inggris The Independent yang terbit di London berkomentar:
Juga jika Barack Obama menang pemilu awal di negara bagian Indiana dan North Carolina, ia harus tetap berhati-hati menghadapi saingannya Hillary Clinton. Pemilu awal di Pennsyilvania menunjukkan, Hillary memanfaatkan sentimen ras untuk merangkul pemilih kulit putih dari kelas buruh. Di pekan-pekan mendatang yang merupakan masa penentuan, Obama harus berusaha menghindari kesalahan sekecil apapun. Dan harus dapat meyakinkan pemilih dengan argumen yang bagus, bahwa ia bukan hanya kandidat yang handal untuk menghadapi McCain, melainkan juga akan menjadi seorang presiden yang jauh lebih baik. (as)