Pertempuran Hebat di Filipina Selatan
11 Agustus 2008Angkatan udara Filipina mendukung serangan darat militer. Pihak militer mengatakan, seorang tentara dan dua anggota MILF tewas dalam pertempuran di provinsi Cotabato Utara. Sepuluh tentara mengalami luka-luka dalam pertempuran Senin (11/8). Pertempuran antara militer dan kelompok MILF juga terjadi di desa Tipo-Tipo di provinsi Basilan. Sekitar 900 kilometer dari ibukota Manila. Sekitar 800 anggota MILF beberapa minggu yang lalu menduduki desa-desa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen namun terletak di wilayah yang ingin dinyatakan sebagai wilayah otonomi Muslim. Sekitar 500 anggota MILF menolak untuk meninggalkan desa-desa tersebut.
Menurut keterangan pemerintah di provinsi Cotabato, lebih dari 100.000 orang melarikan diri dari wilayah tersebut. Mereka kini berada di sekitar 43 kamp pengungsi di pulau Mindanao. Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro mengatakan, persediaan untuk kebutuhan dasar para pengungsi masih cukup dan rencana logistik berikutnya akan segera dijalankan untuk memastikan alur distribusi bahan bantuan yang stabil. Teodoro menambahkan, operasi militer tidak akan berhenti hingga semua pengungsi bisa kembali ke desa mereka secara aman. Lima desa yang terimbas dalam pertempuran adalah, Pikit, Midsayap, Libungan, Aleosan, dan Pigkawayan. Berikut keterangan Menteri Dalam Negeri Filipina Ronaldo Puno.
"Sayangnya, kami belum bisa meyakinkan banyak keluarga untuk kembali ke desa mereka. sebaliknya, jumlah pengungsi di provinsi Cotabato sepuluh kali lebih banyak dalam beberapa hari terakhir."
Perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dan MILF, kelompok pemberontak Muslim terbesar di wilayah selatan negara itu, telah dihentikan oleh pengadilan seminggu yang lalu. Dalam perjanjian tersebut, pemerintah menjanjikan wilayah yang lebih luas bagi otonomi wilayah Muslim yang direncanakan. Namun, setelah aksi protes dari penduduk beragama Katholik di Mindanao, pengadilan tertinggi menyatakan perjanjian tersebut melanggar undang-undang dasar. Menyusul keputusan itu, para anggota kelompok pemberontak mulai menduduki secara paksa beberapa desa.
MILF telah berjuang semenjak 1978 bagi otonomi yang lebih besar di Pulau Mindanao. Pembagian otonomi dianggap sebagai langkah penting dalam usaha melanjutkan perundingan perdamaian yang resmi antara pemerintah dan kelompok pemberontak yang terhenti semenjak bulan Desember lalu. (vlz)