Pertempuran Kembali Pecah di Sudan
27 Maret 2012Sudan Selatan mengeluarkan isyarat bahaya. Pemerintah di Juba menuduh Sudan Utara melakukan pengeboman kawasannya yang kaya minyak. Menurut pemerintah di Juba, Selasa (27/03) pesawat udara menjatuhkan bom di negara bagian Sudan Selatan, Unity. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon meminta diakhirinya kekerasan antara kedua negara. Seorang jurubicara pemerintah di Juba, pertempuran yang pecah Senin (26/03) merupakan yang terhebat sejak kemerdekaan Sudan Selatan, Juli 2011.
Menteri Informasi Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin mengatakan, negaranya tidak ingin terlibat dalam “perang yang sia-sia”, meski demikian akan “melindungi integritas teritorialnya.” Serangan-serangan dari pemerintah di Khartoum tampaknya ditargetkan terhadap ladang-ladang minyak, demikian disampaikan Manteri Informasi negara bagian Unity, Gideon Gatpan.
Rencana pertemuan puncak antara Sudan dengan Sudan Selatan dibatalkan sehubungan ketegangan yang kembali berkobar. Wakil pemerintah Sudan selatan Selasa (27/03) mengatakan, aparat keamanan Sudan melemparkan sedikitnya tiga bom ke dekat ladang-ladang minyak di kota Bentiu. Sebelumnya antara kedua negara terjadi bentrokan senjata di kota perbatasan Jau yang dipersengketakan.
Presiden Sudan Omar al Bashir membatalkan rencana kunjungannya untuk pertemuan dengan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir pekan depan. Sementara Menteri Informasi Sudan Selatan Barnaba Benjamin Marial mengatakan, "undangan kami kepada Presiden Omar al Bashir masih tetap sama. Kami siap untuk dialog.” Demikian dikatakan Barnaba Marial kepada wartawan.
DK/AFP/EPD/DPA