Pertemuan Doha Mengenai Libya
12 April 2011Rejim Gaddafi merasa tambah kuat setelah upaya pencengahan yang dilakukan Uni Afrika gagal. Menteri Luar Negeri Libya kini memberikan peringatan kepada Uni Eropa dan Dewan Keamanan PBB. Mereka akan menggerakkan warga sipil bersenjata terhadap semua orang, yang berusaha mendekati kota Misrata dengan alasan akan memberikan bantuan kemanusiaan. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Libya, seperti dilaporkan kantor berita milik pemerintah.
Peringatan untuk Tidak Dekati Misrata
Kota Misrata terletak sekitar 210 km di sebelah timur kota Tripoli dan sudah dikepung serta ditembaki pasukan Gaddafi sejak beberapa pekan lalu. Hanya Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang tidak akan merasakan "perlawanan besar", yang disebut-sebut departemen luar negeri sebagai ancaman. Selasa kemarin (12/04) para menteri luar negeri Uni Eropa berdiskusi di Luksemburg tentang penempatan militer untuk menjaga keamanan pemberian bantuan kemanusiaan.
Pembelot dari Libya yang paling prominen, yaitu mantan menteri luar negeri Moussa Koussa, menuntut agar eskalasi pertempuran dicegah. Itu disampaikannya dalam program bahasa Arab di televisi Inggris BBC. Ia mengatakan, "Saya menyerukan semua pihak untuk mencegah perang saudara dan pertumpahan darah. Jika itu terjadi, maka Libya akan menjadi Somalia kedua."
Pentingnya Persatuan Nasional
Penjagaan persatuan nasional harus menjadi dasar berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik, demikian Koussa. Mantan menteri luar negeri itu melarikan diri ke Inggris lewat Tunisia Maret lalu. Wawancara dengan BBC tersebut adalah kehadirannya yang pertama di muka publik sejak membelot. Selasa kemarin (12/04) Koussa mengadakan perjalanan ke Doha, untuk berbicara dengan wakil pemerintah Qatar. Hari ini ia akan ikut serta dalam pertemuan dengan Liga Arab, AS, Inggris dan Jerman.
Pernyataan jelas juga diberikan seorang pembelot lainnya. Ali Aujali, yang dulu menjadi Duta Besar Libya di AS mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Washington. "Tidak mungkin, bahwa rakyat Libya bisa menerima, jika Gaddafi atau sebagian keluarganya menentukan masa depan Libya. Tidak mungkin. Gaddafi adalah orang yang berbahaya. Ia tidak akan pernah, tidak akan pernah, membiarkan rakyat Libya menikmati apapun. Apapun! Selama ia masih ada, selama ia masih dapat melakukan sesuatu. Ia tidak boleh tetap berada di Libya."
Dengan kata-kata itu, Aujali membenarkan tuntutan pemberontak di Benghazi, bahwa Gaddafi dan anak-anaknya harus sesegera mungkin meninggalkan Libya.
Kritik terhadap NATO
Sementara itu Perancis dan Inggris menuduh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bertindak kurang tegas terhadap pasukan Gaddafi. Itu dikatakan Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppé dalam wawancara dengan radio France Info. Menurutnya, NATO harus menjalankan perannya sebaik mungkin. Mengingat pasukan Gaddafi terus menyerang pemberontak, senjata berat militer harus dihancurkan. Pernyataan serupa juga diberikan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague. Ia mengatakan, negaranya sudah menyediakan jet tempur tambahan.
Jürgen Stryjak / Marjory Linardy
Editor: Renata Permadi