Peru Hadapi Darurat Lingkungan Akibat Tumpahan Minyak Berbahaya
Bermula dari erupsi gunung Tonga, 6,000 barel (9,539,237 liter) minyak tumpah ke laut lepas pantai Peru. Pemerintah umumkan keadaan darurat.
Wabah hitam
Ombak mengalirkan minyak ke pantai Cavero di Ventanilla, sekitar 30 kilometer sebelah utara Lima, ibu kota Peru. Hampir 1,2 juta liter minyak mentah tumpah ke Samudera Pasifik, yang juga tidak jauh dari lokasi dihantamnya kapal tanker Mare Doricum saat bongkar muat minyak mentah di kilang Pampila.
Darurat lingkungan
Peru umumkan status darurat lingkungan, dan upaya pembersihan sedang berlangsung di sepanjang garis pantai. Penyebab gelombang besar berujung bencana itu berlokasi 10,000 kilometer: Gunung api bawah laut, Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, di Kepulauan Samudera Pasifik, Tonga, meletus pada 14 Januari 2022 yang sebabkan Tsunami hingga Amerika Selatan.
Bencana lingkungan terparah Peru
Dari foto satelit tampak tumpahan minyak di lepas Pantai Cavero. Ini menjadi bencana lingkungan terparah sepanjang sejarah Peru. Bagian dari Samudera Pasifik di lepas pantai Peru kaya akan ekosistem lautnya, dan Menteri Lingkungan sebut lebih dari 180 hektar garis pantai dan 713 hektar laut terdampak akibat tumpahan minyak yang terbawa arus di sepanjang pantai.
Tumpahan minyak ancam satwa liar dan perekonomian
Tumpahan minyak itu berlanjut hingga mengancam burung laut dan kehidupan laut, akibatkan kerugian besar bagi industri perikanan dan pariwisata Peru. Pemerintah Peru telah meminta bantuan internasional.
‘Repsol, hengkanglah dari Peru!’
Penduduk yang terdampak bencana itu berdemonstrasi di depan kilang Pampila milik raksasa minyak Spanyol, Repsol. Membawa tulisan “Repsol, hengkang dari Peru.” Pemerintah Peru menyalahkan Repsol karena pipa dan kapal tankernya yang sebabkan kebocoran. Pemerintah menuntut ganti rugi dari Repsol.
Gerobak dan sekop
Repsol telah mengirim tim reaksi cepat serta peralatan untuk menahan tumpahan minyak, namun menolak bertanggung jawab atas bencana itu. Repsol sebut Pemerintah Peru gagal mengeluarkan peringatan tsunami setelah letusan bahwa laut Tonga. Dalam gambar, terlihat pegawai Repsol mengangkut pasir tercemar ke dalam sebuah gerobak di pantai Cavero.
Aksi protes kreatif
Mereka tidak percaya dengan ucapan perusahaan: Dengan rok merah panjang, mereka memprotes Repsol di Lima. Di Peru, banyak yang menyalahkan Repsol atas bencana luar biasa itu. Sementara, Repsol masih sibuk mengendalikan kerusakannya sendiri. Jamie Fernandez-Cuesta, Presiden Repsol Peru sebut Repsol akan “melakukan segalanya untuk memperbaiki bencana ini secepat mungkin.”
Burung dan berang-berang laut binasa
Pegawai Dinas Kehutanan Peru temukan banyak berang-berang laut dan burung yang tewas terdampar di pantai dan di cagar alam, contohnya burung laut yang mati ini di pantai Ventanilla. Ahli Biologi Guillermo Ramos dari Dinas Kehutanan cemaskan akan banyak hewan yang tewas jika tumpahan minyak terus menyebar.
Selamat saat detik terakhir
Burung kormoran beruntung: termasuk 1 dari 40 burung yang diselamatkan ke kebun binatang Parque de Las Leyendas di Lima, setelah tim penolong menyelamatkannya dari pantai yang dipenuhi minyak. Penguin Humboldt juga diselamatkan. Persatuan Konservasi Alam Internasional menganggap mereka spesies yang terancam punah.
‘Kami lakukan semua yang kami bisa’
Tim dokter hewan tengah merawat burung-burung itu, memandikannya dengan pembersih khusus untuk menghilangkan minyak. “Kami belum pernah melihat ini sebelumnya di Peru,” kata Ahli Biologi Liseth Bermudez kepada AFP. Prognosis burung-burung ini tidak jelas, dia mengatakan “kami lakukan semua yang kami bisa.” (mh/hp)