Pesan Aktivis Lingkungan untuk G20
Isu ekonomi dan krisis iklim menjadi agenda utama KTT G20 Bali yang digelar pada 15-16 November 2022. Para aktivis lingkungan menitipkan sejumlah pesan untuk para pemimpin negara terkemuka di dunia.
Serukan transisi energi berkeadilan
Isu lingkungan selalu menjadi sorotan dalam KTT G20. LSM Lingkungan Greenpeace gelar aksi damai kreatif dengan memproyeksikan pesan berbunyi “Saatnya Transisi Energi Berkeadilan” di Pantai Melasti, Bali pada Senin malam (14/11).
Isu transisi energi jadi fokus KTT G20 di Bali
Isu transisi energi menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam KTT G20 di Bali. Pesan ini ditujukan kepada pemimpin G20 untuk mengambil komitmen yang nyata dan ambisius dalam merespons krisis iklim, yang sudah makin terasa dampaknya bagi umat manusia.
Dunia harus tinggalkan batubara pada 2040
Transisi energi diyakini menjadi kunci untuk menghentikan krisis iklim. Panel ilmiah PBB untuk perubahan iklim (IPCC) menyebut, dunia harus menutup 80% PLTU batubara pada 2030, serta meninggalkan batubara secara total di 2040 untuk menanggulangi krisis iklim.
Komitmen Indonesia pada energi terbarukan
Indonesia berencana untuk memensiunkan dini sejumlah PLTU Batubara dengan total kapasitas 9.2 GW pada tahun 2029, dengan bantuan internasional. Kapasitas pembangkitan sebesar 3.7 GW akan digantikan pembangkit listrik terbarukan. Rencana ini dipaparkan pemerintah Indonesia dalam COP 26 di Glasgow pada 2021.
G20 sumbang 80% emisi global
Negara-negara anggota G20 berkontribusi hampir 80% dari emisi CO2 global. Kedua puluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan tercapainya target menahan kenaikan suhu maksimal 1,5 derajat Celsius untuk menghindari kerusakan bumi yang lebih parah. (kp/as)