Pesta Rakyat Indonesia di Museumuferfest 2019
Bhayangkari Polri dan masyarakat Indonesia di Jerman ramaikan festival tahunan di Frankfurt am Main selama tiga hari. Seni budaya Indonesia bagian tengah dan timur beri sentuhan segar bagi kota Frankfurt.
Berbagai tari daerah
Selama Museumuferfest berlangsung, pertunjukan kesenian Indonesia dipentaskan Bhayangkari Polri. Grup Bhayangkari Polri Sulawesi Selatan suguhkan tarian dari empat etnis: Bugis, Toraja, Mandar dan Makassar. Salah satu yang dibawakan adalah tari Padduppa, yakni tari penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan.
Menduniakan tenun ikat NTT
Dari NTT, tari Gemu Famire, tari Cerana dan tari Tenunan Garuda melengkapi pementasan dari ketujuh personil. Tenun ikat NTT pun dihadikan ke atas panggung. Pemda NTT dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah berupaya jadikan tenun ikat NTT diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Kolaborasi tarian
Di hari pertama pentas, grup Bhayangkari Kalimantan Selatan memukau penonton dengan penampilan tari Dayak Meratus yang dikolaborasikan dengan tari Zapin Melayu. Menurut sejarah, tari Zapin Melayu dibawa ke Nusantara oleh para pedagang Arab.
Pakaian tradisional dari Kalimantan
Di hari ke-2, Bhayangkari Kalsel unjuk kebolehan dalam pertunjukan fesyen. Sebanyak 12 pakaian diperagakan. Lenggak-lenggok model diiringi lantunan lagu Paris Barantai dan Ampar-Ampar Pisang. “Saya aransemen ulang kedua lagu itu jadi lebih bernuansa RnB untuk menyesuaikan dengan selera musik masyarakat di sini,” ujar Bahagianti Ary, ketua delegasi kebudayaan Kalsel.
Warna-warni pakaian Papua
Promosi fesyen juga dihadirkan oleh grup Bhayangkari Papua. Sebanyak 15 potong pakaian ditampilkan, diantaranya batik papua, kebaya noken dan pakaian adat. Seluruh batik yang ditampilkan merupakan hasil lukisan tangan.
Memukau para pengunjung
“Kami setiap tahun datang ke festival ini, tapi kali ini sangat berkesan. Sangat indah penampilan dari Indonesia. Sebelumnya saya belum pernah lihat penampilan seni Indonesia selain dari Jawa, yang tadi sangat indah. Orang-orangnya juga sangat ramah,” ungkap Ursula Perras. Ia dan suaminya selalu datang selama pementasan berlangsung.