Petualangan Kapal dari Botol Plastik
21 Mei 2014Di halaman belakang sebuah rumah, kapal pengarung sungai yang luar biasa mulai terbentuk dari bahan-bahan yang bisa dibilang sampah. Honza Kara, seorang mahasiswa berusia 22 tahun, dan temannya Jakub Bures, seorang mekanik berusia 21 tahun, telah mengumpulkan 6.000 botol plastik kosong, kebanyakan disumbangkan oleh warga di kota kelahiran mereka, Nymburk.
Es kering bantu mengapung
Honza dan Jakub telah mengisi botol-botol dengan es kering (yang menambah kemampuan mengapung) dan menempelkan botol-botol dalam bentuk panel ke sebuah kerangka kayu sepanjang 10 meter. Gigi roda dari empat sepeda tua sudah dipereteli dari kerangka mereka, dibalikkan, dan dilas ke geladak. As roda menghubungkan gigi roda dengan baling-baling baja di buritan.
Pertengahan 2014 rencananya kedua pemuda ini akan mendorong kapal berpedal mereka ke sungai Elbe dan mulai berlayar. Mereka akan mengayuh, dengan bantuan dua teman lainnya, mengarungi Elbe menyeberang perbatasan Jerman, melewati Dresden hingga ke Hamburg dan Laut Utara - jarak totalnya 850 kilometer. Bisa memakan waktu sebulan, atau bahkan dua bulan.
Jalan kaki ke Gibraltar
"Tahun lalu saya jalan dari Nymburk ke Gibraltar. Perjalanan sejauh 3.000 km," kisah Honza Kara kepada DW.
"Saat itu saya belum kenal Jakub. Yang kemudian terjadi adalah, Jakub menulis kepada saya, mengatakan ingin bertemu dengan saya begitu kembali ke Republik Ceko. dan ia mengatakan bahwa dia ingin membuat sebuah kapal pribadi dari botol plastik. Saya balas, kalau sampai berhasil, kami harus membuat kapal yang besar dan pergi ke Hamburg," lanjutnya.
Namun kapal pertama gagal berlayar. Kapal kedua kali ini - yang diberi nama 'PETburk' (berasal dari akronim polietilena tereftalat - warga Ceko menyebut botol plastik sebagai "botol PET") - telah didesain ulang dan dirampingkan dengan bantuan dari para insinyur Universitas Teknik Praha.
Pantang menyerah
Kapal plastik mereka akan jauh dari mewah; empat kursi taman plastik telah dibaut ke geladak. Nantinya akan ada kabin kecil - yang juga terbuat dari botol plastik - sebagai tempat berteduh dari hujan. Mereka juga bisa membawa suplai makanan dan air secara terbatas untuk perjalanan.
Bisa dibilang kedua pemuda ini menjawab panggilan kekuatan yang magnetik - yakni laut. Di luar masa kejayaan pada Abad Pertengahan, ketika Raja Otakar melebarkan sayap kekuasaan hingga ke Laut Adriatik, warga Ceko terkurung di daratan. Tak heran setiap tahun jutaan warga Republik Ceko bersusah payah bepergian menggunakan mobil atau pesawat untuk dapat melihat ombak.
Ada pesan lingkungan juga yang ingin disampaikan - begitu mencapai Hamburg kapal plastik mereka sudah sepenuhnya terdaur ulang. Inilah yang mungkin tergolong petualangan hijau yang sebenarnya.