1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Polisi Indonesia Kejar 3 Eksekutif China Petroleum (Sinopec)

21 Maret 2017

Polisi Indonesia minta Interpol mengeluarkan permohonan penangkapan (red notice) terhadap 3 eksekutif Sinopec. Mereka diduga terlibat korupsi di proyek pembangunan terminal minyak di Batam.

https://p.dw.com/p/2ZefN
Sinopec Ölkonzern China Logo
Foto: AFP/Getty Images

Ketiga warga Cina yang menjabat sebagai direktur proyek pengembangan West Point Terminal (WPT) di Pulau Batam sudah lama dicari polisi karena dugaan terkait kasus korupsi proyek senilai 800 juta dolar AS.

Polisi Indonesia hari Selasa (21/03) menerangkan, mereka sudah beberapa kali dipanggil untuk memberi kesaksian dalam pengusutan korupsi WPT, namun tidak pernah muncul.

"Tiga red notice telah diterbitkan terhadap tiga buronan ini," kata juru bicara Polri, Boy Rafli Amar. Ketiga orang itu adalah direktur keuangan West Point Terminal Zhang Juni, direktur eksekutif Feng Zhigang dan anggota jajaran direktur umum Ye Zhijun.

Interpol-Zentrale in Lyon
Kantor Pusat Interpol di Lyon, PerancisFoto: Jean-Philippe Ksiazek/AFP/Getty Images

Juru bicara Sinopec menolak berkomentar ketika dihubungi kantor berita Reuters. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying mengatakan, dia telah melihat laporan tentang red notice dari interpol, namun belum mengetahui pemberitahuan merah, tapi tidak menyadari secara spesifik.

Pemberitahuan red notice Interpol adalah peringatan tertinggi sekaligus permintaan untuk mencari dan menangkap individu bersangkutan, lalu menyerahkannya. Namun Interpol hanya bisa mengajukan permintaan tersebut kepada negara-negara dan tidak bisa melakukan penangkapan sendiri.

West Point Terminal adalah proyek patungan Sinopec Group (95% saham) dengan mitra Indonesianya, PT May Capital Trust (5% saham). Terminal minyak WTP disebut-sebut akan menjadi terminal terbesar di Asia Tenggara dan direncanakan mulai beroperasi pertengahan 2016. Namun proyek itu kandas karena kasus korupsi.

Indonesien Batam
Batam, salah satu kawasan industri yang menjadi pusat investasi asing di IndonesiaFoto: picture alliance/ZUMAPRESS.com/Sijori Images/Y. Seperi

Manipulasi dana oleh ketiga eksekutif WTP itu dilaporkan kepada polisi oleh PT May Capital Trust (MCT) awal 2015. Pengacara MCT Defrizal Djamaris mengatakan, ketiganya tidak membantu penyidikan.

"Red notice dikeluarkan karena tiga eksekutif telah meninggalkan negara Indonesia dan tidak kooperatif dengan penyelidik kepolisian," kata Djamaris.

West Point Terminal mulai mengerjakan proyek di Pulau Janda Berhias, Batam, tersebut tahun 2012 dan bertujuan membangun terminal dengan fasilitas penyimpanan 2,6 juta ton senilai lebih dari US$ 800 juta atau lebih dari Rp 10,4 triliun. Aset Sinopec yang lain di Indonesia adalah kepemilikan 18 persen saham dalam proyek air dalam yang dilaksanakan perusahaan Chevron.

hp/ap (rtr)