Polisi Sita Kapal Pesiar Milik Milyarder Muda Malaysia
28 Februari 2018Untuk pria seusianya, kisah hidup Low Taek Jho alias Jho Low tergolong gemerlap dan sekaligus penuh misteri. Sosok tambun berusia 34 tahun itu adalah salah seorang milyarder termuda di Malaysia. Ia pernah berhubungan dekat dengan sosialita AS Paris Hilton dan menyumbangkan hampir 100 juta Dollar AS untuk penelitian kanker dan misi kemanusiaan PBB selama beberapa tahun terakhir.
Namun Jho Low punya sisi gelap lain yang berujung pada penyidikan Biro Investigasi Federal AS (FBI). Kini Kepolisian Indonesia menyita kapal pesiar miliknya yang sedang berlabuh di Bali. "Kami sudah mendapat persetujuan dari pengadilan untuk menyita kapal ini," kata Agung Setya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Polri.
Jho Low berada di bawah bidikan polisi lantaran dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi bernilai 4,5 milyar Dollar AS yang melibatkan dana investasi Malaysia, 1MDB. Dia diduga bersekongkol dengan Riza Aziz, anak angkat Perdana Menteri Najib Razak, buat menilap uang negara tersebut.
Baca: Diduga Korupsi, Rekening PM Malaysia Dibekukan
Dia antara lain diduga membeli berbagai rumah mewah di Amerika Serikat atas nama perusahaan cangkang dan memindahkan kepemilikan perusahaan kepada Aziz, antara lain apartemen seharga 33,5 juta Dollar AS di New York dan sebuah rumah berhiaskan piramida emas di kompleks mewah Beverly Hills, California.
Low juga dituding menggunakan uang curian buat menghadiahkan lukisan Pablo Picasso senilai 3,2 juta Dollar AS kepada aktor Hollywood, Leonardo DiCaprio, dan perhiasan senilai 9 juta Dollar AS kepada model Australia Miranda Kerr. Keduanya sudah mengembalikan hadiah tersebut dan menyanggupi permintaan kerjasama dengan Departemen Kehakiman AS.
Kapal pesiar Equanimity yang dibanderol seharga 250 juta Dollar AS itu termasuk dalam daftar aset yang diburu oleh Amerika Serikat. Secara keseluruhan nilai aset yang dibeli dengan uang curian dari 1MDB mencapai 1,7 milyar Dollar AS.
Kini kepolisian Indonesia mempertimbangkan kerjasama dengan FBI buat mengungkap korupsi di negeri jiran. "Kita akan lihat bagaimana perkembangannya. Kita bisa melakukan penyidikan gabungan atau kita bisa serahkan kasusnya nanti. Saat ini kami masih dalam proses mengumpulkan barang bukti," kata Agung Setya.
rzn/hp (rtr, malaysiakini, nytimes, washingtonpost, thestaronline)