Polisi Selidiki Motif Pelaku Penembakan Massal di Mal Texas
8 Mei 2023Otoritas Amerika Serikat (AS) masih terus menyelidiki motif penembakan yang terjadi di mal Allen Premium Outlets, Texas, pada Sabtu (06/08) sore waktu setempat. Menurut otoritas AS, pelakunya adalah seorang pria berusia 33 tahun dan telah tewas ditembak polisi di lokasi kejadian.
Sedikitnya delapan orang tewas dan tujuh orang lainnya terluka akibat insiden penembakan terbaru yang mengguncang AS itu. Menurut keterangan saksi mata dan petugas penindak pertama, anak-anak termasuk di antara para korban.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pelaku menggunakan senapan AR-15 dan mengenakan perlengkapan taktis saat melakukan aksinya.
Dalam video yang beredar secara online, pelaku sempat terlihat keluar dari sebuah mobil di tempat parkir mal, sebelum kemudian beraksi menembaki orang-orang yang berjalan di dekatnya.
Kemungkinan motif ekstremis
Otoritas AS hingga kini masih belum mengungkapkan rincian detail penyelidikan mereka. Namun, media-media AS dalam laporannya menyebut bahwa petugas saat ini tengah menyelidiki kemungkinan motif ekstremis di balik insiden penembakan itu.
Seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada The Associated Press (AP) bahwa agen-agen federal AS saat ini tengah menyelidiki akun-akun media sosial yang diduga digunakan oleh pelaku, begitu pula dengan postingan-postingan yang menunjukkan minat pada supremasi kulit putih dan neo-Nazi.
Menurut laporan AP, pelaku memiliki tato bertuliskan "RWDS” di dadanya, yang merupakan singkatan dari "Right Wing Death Squad” atau Pasukan Kematian Sayap Kanan, sebuah frasa yang populer di kalangan ekstremis sayap kanan dan komunitas supremasi kulit putih.
Biden serukan larangan senjata serbu
Merespons insiden penembakan itu, Presiden AS Joe Biden pada hari Minggu (07/08) kembali mendesak parlemen AS untuk segera bertindak mengatur pengendalian senjata.
"Kemarin delapan orang Amerika termasuk anak-anak terbunuh dalam aksi kekerasan senjata terbaru yang menghancurkan negara kita,” ujarnya dalam sebuah pernyatan.
"Sekali lagi, saya meminta Kongres untuk mengirimkan kepada saya undang-undang yang melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi,” tambahnya.
Kontrol senjata selama ini memang telah menjadi topik perdebatan sengit di AS. Sebagian besar politisi Demokrat mendukung undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat, sementara Republik, yang beberapa di antaranya didukung oleh produsen senjata, menolak langkah hukum apa pun.
Arsip Kekerasan Senjata di AS telah mencatat sekitar 202 penembakan massal tahun ini. Ini artinya, lebih dari satu penembakan massal terjadi setiap hari pada tahun 2023 di AS. Penembakan massal didefinisikan sebagai penembakan di mana ada empat orang atau lebih yang ditembak, tidak termasuk pelaku.
gtp/yf (Reuters, AP, AFP)