Prancis Meminta Warganya Meninggalkan Pakistan
15 April 2021Warga negara Prancis diimbau untuk meninggalkan Pakistan, sedangkan perusahaan yang terkait dengan Prancis diminta untuk menutup sementara kegiatan bisnis mereka.
"Karena ancaman serius terhadap kepentingan Prancis di Pakistan, warga negara Prancis dan perusahaan Prancis disarankan untuk meninggalkan negara itu untuk sementara," tulis kedutaan dalam email yang dikirim kepada warga Prancis.
"Keberangkatan akan dilakukan menggunakan maskapai penerbangan komersial yang ada."
Pemicunya adalah bentrokan ribuan pendukung partai Islam sayap kanan Pakistan dengan pihak kepolisian awal pekan ini, terkait penangkapan terhadap pemimpin mereka dan kecaman atas penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW di Prancis. Akibatnya, dua petugas polisi tewas dan lebih dari 100 orang terluka.
Bagi umat muslim, penggambaran Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah penghinaan.
Seorang sumber dari kalangan diplomatik mengatakan, seluruh warga dan perusahaan Prancis telah menerima pesan pada Rabu (14/04) malam, menyusul ancaman pendukung Partai Tehrik-i-Labaik Pakistan (TLP) yang menargetkan kepentingan Prancis.
Hubungan Pakistan dan Prancis memburuk
Hubungan antara Paris dan Islamabad memburuk sejak akhir tahun lalu, setelah Presiden Emmanuel Macron memberikan penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis yang tewas dipenggal seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW di ruang kelas. Pelaku pembunuhan tewas ditembak polisi.
Penggambaran kartun Nabi Muhammad SAW memicu kemarahan dan aksi protes di banyak negara, termasuk di Pakistan. Sentimen anti-Prancis terus berlangsung sejak saat itu.
Tahun lalu, TLP mengakhiri aksi protes serupa terhadap Prancis setelah pemerintah menandatangani kesepakatan yang menyetujui boikot produk-produk dari negara Eropa itu dan meminta parlemen mengusir duta besar Prancis dari Pakistan.
Namun, penangkapan terhadap pemimpin TLP pada beberapa hari lalu memicu unjuk rasa lanjutan. "Ini adalah situasi yang serius dan kami tahu bahwa di Pakistan banyak hal dapat meningkat dengan cepat menjadi eskalasi,” kata salah satu sumber diplomatik.
ha/as (Reuters, AFP)