Presiden Filipina Duterte Minta Maaf Kepada Jerman
28 Februari 2017Pejabat Filipina mengatakan, warga Jerman Jürgen Gustav Kantner, 70 tahun (foto artikel), dipenggal kepalanya oleh militan Abu Sayyaf di Filipina selatan setelah batas waktu untuk uang tebusan berakhir hari Minggu lalu (26/2).
Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk pembunuhan itu sebagai "tindakan keji."
Presiden Rodrigo Duterte meminta maaf kepada Jerman dan memaparkan langkah-langkah yang telah diambil untuk meredam gelombang penculikan oleh Abu Sayyaf, termasuk permintaan bantuan Filipina kepada Cina untuk membantu patroli perairan internasional yang berbatasan dengan Filipina selatan, Malaysia dan Indonesia. Namun Duterte mengatakan, Cina tidak menanggapi permintaannya.
Filipina berencana melibatkan pasukan asing untuk membantu memerangi Abu Sayyaf, setelah aksi penculikan terus berlangsung dan membangkitkan kekhawatiran bahwa perairan di sekitar Filipina selatan akan menjadi kawasan pembajakan dan penculikan seperti di Somalia.
"Masalah bangsa ini, ancaman terbesarnya di tahun-tahun mendatang adalah terorisme. Ini pasti akan terjadi," kata Duterte baru-baru ini.
Dalam wawancara dengan kantor berita AFP bulan Februari ini, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menyatakan kelompok Abu Sayyaf dan sel-sel "teroris" lainnya telah berjanji setia kepada ISIS, dan ini menjadi ancaman keamanan dalam negeri Filipina.
"Kami berusaha untuk menekan pertumbuhan ISIS di selatan," kata Lorenzana.
Selama dua tahun terakhir, Abu Sayyaf terlibat dalam aksi penculikan puluhan orang dan serangfan-serangan terhadap kapal barang asing.
Aksi keji terbaru mereka adalah pemenggalan sandera Jerman yang kemudian dirilis dalam video di internet. Jürgen Kantner diculik dari kapal pesiarnya di perairan Filipina selatan November lalu. Istrinya tewas ditembak dalam aksi itu.
Abu Sayyaf menuntut uang tebusan untuk sanderanya sebesar 30 juta peso (sekitar 600.000 dolar AS). Namun tidak ada yang membayar uang tebusan itu sampai batas waktu yang mereka tetapkan berakhir.
Dua sandera Kanada yang diculik dari kapal mereka di di sebuah pulau wisata di Filipina selatan tahun 2015 juga dipenggal kepalanya tahun lalu, setelah tuntutan uang tebusan dalam jumlah yang sama tidak terpenuhi.
hp/vlz (afp, ap)