1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikSuriah

Presiden Iran Sambangi Bashar Assad di Damaskus

3 Mei 2023

Presiden Ebrahim Raisi jadi kepala negara Iran pertama yang berkunjung ke Suriah sejak Musim Semi Arab 12 tahun lalu. Kedua kepala negara akan tandatangani perjanjian ekonomi, antara lain demi rekonstruksi di Suriah

https://p.dw.com/p/4QqO3
Ebrahim Raisi disambut Bashar Assad
Presiden Iran, Ebrahim Raisi (ka.) dan Bashar Assad (ki.)Foto: Iranian Presidency/AP

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, disambut Bashar Assad di istana negara di Damaskus, Rabu (3/5), seperti dilaporkan kantor berita SANA. Raisi membawa delegasi besar, antara lain pejabat di bidang pertahanan, perminyakan atau perencanaan tata kota. Suriah sedang menggiatkan diplomasi di kawasan Arab untuk mendorong pembangunan kembali pasca perang.

Teheran adalah sekutu terdekat Damaskus. Sejak lama, Iran menopang rejim Assad dengan bantuan militer, ekonomi atau politik. Keberhasilan Assad mempertahankan kekuasaannya termasuk pencapaian yang dipuji Raisi di Damaskus.

"Pemerintah dan rakyat Suriah sudah melalui masa-masa yang sangat sulit, dan hari ini, kita bisa katakan bahwa Anda telah mengalahkan masalah-masalah ini dan mencapai kemenangan, meski adanya ancaman dan sanksi yang dijatuhkan terhadap Anda," kata Raisi kepada Assad, menurut laporan kantor berita IRNA.

Assad sebaliknya berterima kasih kepada pemerintahan Iran atas "hubungan yang stabil dan kokoh selama masa sulit, meski adanya badai politik dan keamanan di Timur Tengah."

Sebelum berangkat ke Damaskus untuk lawatan selama dua hari itu, Raisi mengklaim "akan berkonsultasi demi memperkuat dan memperdalam hubungan ekonomi, politik dan keamanan." Pemerintah Suriah membenarkan, kedua negara akan menandatangani sejumlah kesepakatan di berbagai bidang.

Presiden Iran terakhir yang berkunjung ke Damaskus adalah Mahmoud Ahmadinejad pada 2010 silam. Assad sendiri sudah pernah sekali berkunjung ke Iran sejak perang, yakni pada Mei 2022 lalu.

Normalisasi permudah rekonstruksi

Juru bicara pemerintah Iran, Ali Bahadori Jahromi, menegaskan kedua negara kini "siap untuk menjalin kerja sama di level tertinggi." Menurutnya pembangunan kembali Suriah merupakan agenda utama bagi Teheran. "Tujuan kunjungan ini adalah ekonomi," kata dia.

Sebelumnya, koran pemerintah Suriah, Al-Watan, melaporkan telah terjalinnya kesepakatan antara Iran dan Suriah di bidang "energi dan kelistrikan," serta "banyak kerja sama dan memo kesepahaman lainnya yang akan ditandatangani," termasuk "negosiasi kredit dari Iran untuk investasi di bidang energi di Suriah."

Menurut analis asal Damaskus, Osama Danura, kunjungan Raisi "akan membuka halaman baru dalam hubungan yang dekat antara kedua negara." Danura menambahkan betapa Iran "menempatkan diri sebagai kontributor bagi rekonstruksi di Suriah."

Perang saudara di Suriah sejauh ini sudah menelan 500.000 korban jiwa. Jutaan penduduk terpaksa mengungsi, sementara infrastruktur dan sentra industri babak belur oleh perang. Saat ini, pasukan pemerintah berhasil merebut hampir semua wilayah, kecuali di utara yang masih dikuasai sejumlah kelompok.

Kunjungan Raisi juga dimungkinkan oleh pemulihan hubungan diplomasi dengan Arab Saudi yang dimediasi Cina. Analis politik Suriah, Danura, menilai lawatan Raisi ke Suriah "terlihat lebih pantas" dengan kesepakatan damai tersebut.

Normalisasi diplomatik antara Saudi dan Iran memupus konstelasi politik di Timur Tengah. April silam, Menlu Saudi, Faisal bin Farhan, melakukan lawatan resmi ke Damaskus. Kedua negara yang berseteru sejak Musim Semi Arab, kembali mendekat lewat dukungan Iran. Damaskus juga sedang menegosiasikan pemulihan hubungan diplomatik dengan Turki. Kedua negara saat ini berunding lewat mediasi Iran dan Rusia.

rzn/as (afp,rtr)