1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Türkei

6 Agustus 2009

Pemerintah Turki menyatakan perlu tenaga nuklir, dan Rusia janjikan bantuan. Namun kunjungan PM Rusia Vladimir Putin ke Ankara kali ini lebih terkait eksplorasi pembangunan pipa gas di perairan Turki.

https://p.dw.com/p/J4gF
Symbolbild Kräftemessen Russland Gas EnergieFoto: picture-alliance / dpa / DW Montage

Aktivis Greenpeace memrotes kedatangan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin di Ankara. Beberapa jam sebelum Putin tiba di bandara, sekitar 10 orang membuka gulungan spanduk yang menolak energi nuklir, bertuliskan “No to Atom please”. Disebutkan, Turki merupakan kawasan rawan gempa bumi.

Sebelumnya memang Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin telah menawarkan bantuan kepada Turki untuk membangun instalasi nuklir. Sampai kini Turki belum mengambil keputusan. Namun tema energi dan politik di Kaukasus diperkirakan merupakan tema utama pembicaraan Putin dengan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan hari Kamis (06/08) di Ankara.

Turki merupakan negara kunci bagi pemasokan gas bumi dari negara-negara di Eropa Timur ke Eropa Barat saat ini. Terutama karena Rusia mencari alternatif penyaluran gas bumi agar tidak melewati bekas negara-negara Uni Soviet.

Tahun lalu, konflik soal bea dengan negara-negara itu, menyebabkan hambatan besar bagi pasokan gas dari Rusia. Akhirnya Rusia berhasil mendapat persetujuan Turki untuk membangun dua pipa saluran gas melalui perairan Turki di Laut Hitam. Diperkirakan perjanjian yang akan ditandatangani kali ini terkait dengan eksplorasi pra-pembangunan pipa saluran gas di perairan Turki itu.

Dua saluran gas bumi, South Stream dan Blue Stream 2, diharapkan bisa menyaingi pipa gas Nabucco, saluran gas bumi yang didukung oleh Uni Eropa guna mengurangi ketergantungan energi Eropa pada Rusia. Pipa gas Nabucco yang panjangnya mencapai 3300 km itu, juga melewati wilayah Turki.

Bagi Turki sebelumnya, proyek Nabucco yang melibatkan Hongaria, Austria, Rumania, Bulgaria, Azerbaijan, Georgia dan Uni Eropa, merupakan kesempatan bagus untuk memperkuat posisinya. Seperti dikatakan Perdana Menteri Erdogan kala penandatangan perjanjian sebulan yang lalu, pada pertengahan Juli tahun ini, "Proyek ini menggarisbawahi peran Turki sebagai jembatan antara Timur dan Barat. Wilayah kami merupakan koridor penting bagi pasokan energi Eropa. Hal ini juga menguatkan target kami untuk menjadi anggota Uni Eropa“

Meski awalnya pipa gas Nabucco justru dianggap sebagai saingan bagi kedua proyek pasokan energi gas Russia, ada kemungkinan penggunaan Nabucco bakal berada di bawah kapasitas. Oleh karena itu ada juga kemungkinan bahwa Moskow ingin mendapatkan akses untuk penggunaan saluran Nabucco. Russia merupakan pemasok gas bumi terbesar di dunia. Disusul oleh Iran sebagai pemasok kedua terbesar. Namun Iran tidak terlibat dalam proyek Nabucco.

Usai pembicaraan antara kedua Perdana Menteri Rusia dan Turki, juga Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi akan bergabung dalam upacara penandatangan perjanjian. Demikian ungkap kantor Perdana Menteri Turki. Kehadiran Berlusconi terkait dengan kerjasama perusahaan energi Italia, Eni dengan perusahaan Rusia Gazprom dalam proyek pipa gas South Stream yang melewati perairan Turki di laut Hitam.

EK/AP/dw/afp/ap/rtr