Rahasia Gelap Wisata Gajah di Asia
Belakangan organisasi pro satwa mulai rajin mengimbau wisatawan agar tidak menunggangi gajah. Apa pasal? Gajah jinak sering mengalami penyiksaan dan hidup dalam kondisi mengenaskan untuk bisa menghibur wisatawan.
Nasib Naas Raksasa Hutan
Ribuan gajah yang dipaksa bekerja untuk wisatawan atau sebagai hiburan di Asia sering mengalami penyiksaan. Temuan tersebut diumumkan World Animal Protection di London, Inggris. Menurut survey WAP, tiga dari empat gajah di pusat-pusat wisata Asia Tenggara hidup dalam kondisi yang mengenaskan.
Budak Wisata Satwa Liar
Level penindasan yang dialami gajah wisata dianggap "mengenaskan" oleh WAP yang memeriksa kondisi hampir 3.000 gajah di 220 lokasi wisata di Thailand, Laos, Kamboja, Nepal, Sri Lanka dan India. Kebanyakan gajah wisata adalah satwa liar yang dijinakkan dengan menggunakan kekerasan. Padahal saat ini populasi gajah liar di Asia hanya berjumlah 50.000 ekor.
Jinak Lewat Penyiksaan
Buat menjinakkan gajah, pelatih menggunakan metode yang dijuluki "penghancuran" - di mana bayi gajah dijauhkan dari induknya dan dipaksa menjalani program latihan berat, termasuk di antaranya dikurung dan dipukuli selama beberapa pekan atau ditusuk dengan benda tajam. Dengan cara itu naluri liar gajah bisa dipatahkan.
Kondisi Mengenaskan
Setidaknya 77% gajah wisata/sirkus yang diperiksa dipasung dengan rantai dari pagi hingga malam selama tidak digunakan untuk kegiatan hiburan. Kebanyakan gajah mengalami malnutrisi dan tidak mendapat akses pengobatan yang layak. Selain itu mereka juga dipaksa hidup di lingkungan yang tidak nyaman semisal sebagai satwa pajangan di bar dan restoran.
Bisnis Keji di Pasar Gelap
Untuk mengungkap nasib gajah wisata, WAP mengunjungi pusat wisata satwa liar di berbagai negara di Asia Tengah dan Asia Tenggara. Pasar gelap gajah liar di Asia Tenggara mempersulit upaya pemerintah melindungi populasi gajah liar. Seekor bayi gajah misalnya dibanderol seharga hingga 25.000 Dollar AS atau sekitar 330 juta Rupiah di Thailand.
Gajah Sumber Penghasilan?
Thailand saat ini mencatat 4.000 gajah peliharaan. Kebanyakan dipekerjakan di bidang pariwisata, termasuk sekitar 2.500 gajah liar. Sementara di Myanmar pemerintah memiliki 2.850 ekor gajah yang dipekerjakan secara legal di industri perhutanan untuk mengangkut kayu. Nasib serupa dialami 1900 gajah lainnya.
Ancaman Pariwisata
Namun begitu pariwisata tetap menjadi ancaman terbesar gajah Asia. Menurut pemerintah Thailand, 40% pelancong asing yang datang dari 10 negara sumber wisatawan terbesar berencana atau sudah pernah menunggangi gajah. Artinya gajah-gajah wisata di Thailand harus memanggul wisatawan sebanyak 12,8 kali setiap tahun.