Warga Toraja Mengungsi dari Wamena
7 Oktober 2019Hingga hari keempat, total sebanyak 286 warga Toraja Utara terus berdatangan ke titik pengungsian di Gedung Badan Pekerja Sinode (BPS), Gereja Toraja, Rantepao, Toraja Utara, Senin (7/10). Mereka berhasil kembali ke kampung halaman setelah beberapa hari tertahan di Wamena, Papua akibat kerusuhan.
Para pengungsi mengaku alami trauma berat, selama tertahan di Wamena dalam kerusuhan yang telah terjadi sejak 23 September 2019. Salah satunya diungkapkan oleh Selfi Marimbunna, warga Toraja Utara, yang mengaku lega setelah mendapat pertolongan dari rekan seprofesinya sebagai guru di Wamena.
“Waktu kejadian saya di pos Eragayam (Papua). Pas kerusuhan kita dievakuasi ke Koramil Kelila, berapa hari di situ tidak ada yang jemput. Kita ke Kodim Wamena diantar aparat. Dari Wamena ke Jayapura kita naik kapal, baru kesini,” ujarnya.
Selfi menambahkan, saat pertama mengungsi di Klasis, ia mendapat kabar bahwa jika kerusuhan kembali terjadi, tidak ada yang menjamin keselamatan mereka. Sehingga warga Toraja Utara diimbau untuk pergi ke Kodim.
Tak hanya Selfi, pengungsi lainnya, Yulios Dapo, yang mengungsi bersama keluarganya juga menjelaskan kalau ia mendapat pertolongan dari warga asli Wamena saat kerusuhan kembali pecah.
Baca juga:LIPI : Pemerintah Harus Lebih Terbuka Tentang Kondisi di Papua
Pengungsi Wamena Terus Berdatangan
Hingga berita ini diturunkan, para pengungsi masih terus berdatangan ke Posko Kemanusiaan Peduli Papua, di Toraja Utara. Saat tiba di lokasi pengungsian, mereka didata dan diberi bantuan oleh petugas dari Dinas Sosial Kesehatan Toraja Utara, serta kelompok elemen masyarakat.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Toraja Utara, Yola Rangga Papalangi menyampaikan, rombongan pengungsi ini akan terus diterima oleh Pemerintah Kabupaten Toraja Utara di Posko Kemanusiaan Peduli Papua, hingga telah dinyatakan tiba seluruhnya.
“Kita kumpul bersatu dan kami menyediakan pertama tentu saja untuk konsumsi. Kami tahu para pengungsi butuh makanan dan minuman. Kemudian dari tim medis, karena banyak yang membutuhkan pengobatan. Ada juga yang kami fasilitasi utuk masuk ke RS Elim,” ujarnya kepada DW Indonesia saat bertugas di Posko Kemanusiaan Peduli Papua.
Yola juga menambahkan, pengungsi kini juga sudah dirawat dan diberikan obat-obatan oleh dokter. Terakhir, mereka juga diberikan fasilitas pengantaran bagi pengungsi yang akan pulang ke rumahnya masing-masing.
Petugas Dinas Sosial Toraja Utara juga bekerja sama dengan Tagana dan Karang Taruna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi hingga trauma healing para pengungsi. Hingga hari keempat sejak pertama kali pengungsi tiba di Toraja Utara, petugas masih terus mendata jumlah pengungsi yang setiap harinya terus berdatangan.
Data terakhir, masih ada 2.000 warga Toraja yang berada di tanah Papua. Sementara itu, pengungsi yang berada di Posko Tongkonan, Jayapura berjumlah 984 orang.
Baca juga: Presiden Jokowi, Saatnya Bela Hak-Hak Warga dan Kebebasan di Papua
(jfr, pkp/na)