Reaksi Terhadap Penyadapan NSA
28 Oktober 2013Jerman:
Jerman pada awalnya tidak melontarkan kritik terbuka kepada Amerika Serikat, karena tidak ingin hubungan kedua negara terganggu. Tapi setelah ada laporan tentang penyadapan telepon Kanselir Jerman Angela Merkel, pemerintah Jerman melakukan kritik tajam. "Tadinya pemerintah Jerman sangat menahan diri", kata koresponden DW di Berlin Marcel Fürstenau.
Bulan Juli lalu, Menteri Dalam Negeri Hans Peter Friderich berangkat ke AS untuk membahas kegiatan dinas rahasia. Friedrich ketika itu mengajukan sederatan pertanyaan, yang belum mendapat jawaban.
Sekarang, jurubicara pemerintah Jerman Steffen Seibert meminta Amerika Serikat segera menjawab berbagai pertanyaan yang sudah disodorkan beberapa bulan lalu. Dubes AS di Berlin dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri untuk memebri keterangan. Komisi Pengawas Dinas Rahasia di Parlemen Jerman Bundestag juga akan terus membahas isu sensitif ini.
Perancis:
Harian Inggris Guardian melaporkan, Perancis merupakan salah satu sasaran utama aksi penyadapan NSA. Presiden Perancis Francois Hollande kemudian bereaksi keras dan menuntut agar aksi penyadapan dihentikan. Hollande menuntut agar perundingan perdagangan antara Amerika dan Uni Eropa ditunda sampai skandal penyadapan terungkap jelas. Tapi perundingan itu sudah dimulai bulan Juli lalu.
Elisabeth Cadot darr Redaksi Bahasa Perancis DW mengatakan, Kementerian Luar Negeri Perancis sejak September sudah mengetahui ada aksi penyadapan di lingkungan kementerian. Harian Perancis Le Monde tanggal 21 Oktober memberitakan, selama Desember sampai Januari lalu, NSA menyadap lebih 70.000 hubungan telepon di Perancis. Fakta tersebut terungkap dalam dokumen rahasia yang diberikan Edward Snowden. Presiden Francois Hollande menyebut praktek itu tidak dapat diterima dan memanggil dubes AS di Paris. Hollande dan Obama sepakat untuk menyelidiki fakta-fakta sekitar aksi penyadapan itu.
Meksiko:
Bagi Meksiko, hubungan dengan Amerika Serikat merupakan isu sensitif, kata Enrique Lopez, jurnalis Meksiko yang bekerja di Redaksi Bahasa Spanyol DW. "Bulan September lalu, koran-koran di Brasil mulai memberitakan tentang penyadapan telepon Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto.
Ketika itu, pemerintah Meksiko berusaha meredakan situasi dan tidak melontarkan kritik secara terbuka. Namun ternyata, aksi penyadapan NSA terhadap pemerintah Meksiko punya dimensi sangat luas. "Jadi Kementerian Luar Negeri menuntut penjelasan dari Amerika Serikat", kata Lopez. Tapi sampai sekarang, belum ada jawaban yang jelas. Menurut Lopez, untuk menjaga hubungan khusus kedua negara, pemerintah Meksiko tidak mau bereaksi terlalu keras.
Brasil:
Anggota Redaksi Brasil DW, Astrid Pange menerangkan, skandal penyadapan NSA jadi isu besar. Wartawan Inggris Glenn Greenwald yang sering menulis tentang berbagai kasus penyadapan NSA tinggal di Brasil. Greenwald bekerjasama dengan Edward Snowden. "Sebagian besar material dari Snowden akhirnya sampai ke redaksi stasiun TV Globo", kata Prange. Globo kemudian melaporkan kegiatan NSA menyadap komunikasi Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Skandal itu membuat Presiden Dilma Rousseff marah besar. Ia membatalkan rencana kunjungan ke Amerika Serikat bukan Oktober ini. Hubungan antara Brasil dan Amerika Serikat memang tidak terlalu hangat. "Kunjungan resmi terakhir seorang Presiden Brasil ke Amerika Serikat terjadi pada tahun 1995", kata Prange.