Reaktor Atom India di Kawasan Tsunami
20 Desember 2012Di Kudankulam, di ujung selatan India, terdapat instalasi atom. Memang saat ini masih belum beroperasi, tapi kedua reaktor diharap mampu memproduksi sampai dua gigawatt. Dengan begitu Kudankulam akan menjadi pusat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di India.
PLTN itu berdiri di kawasan yang tahun 2004 lalu dilanda bencana tsunami. "Air kala itu mencapai halaman gedung reaktor," kata P.K. Sundaram. "Sebuah desa di dekatnya hancur sama sekali. Penduduknya kemudian pindah justru lebih dekat ke reaktor."
Sundaram bekerja pada Koalisi Pelucutan Nuklir dan Perdamaian (CNPD) di ibukota New Delhi. Ia bagian dari gerakan protes, yang lebih dari satu tahun berdemonstrasi menentang Kudankulam. Pemicunya adalah kecelakaan reaktor nuklir Fukushima di Jepang. "Di ujung selatan India, penduduknya terutama nelayan dan petani," kata Sundaram.
Dipicu Fukushima
Protes dimulai musim panas 2011 ketika pemerintah mengumumkan akan kembali mengoperasikan reaktor tersebut. "Ada latihan darurat dengan raungan sirene. Penduduk diberitahu mereka sebaiknya segera menjauh dari reaktor tersebut. Orang-orang semua masih memiliki ingatan yang kuat tentang bencana Fukushima dan mereka tahu betapa berbahayanya bencana atom."
Sejak Agustus 2011 gerakan demonstrasi yang dilakukan para nelayan dan petani berkembang menjadi gerakan protes yang aktif di seluruh India. "Dimana-mana terjadi demonstrasi dengan lebih dari 20 ribu orang, di Kudankulam di Chennai bahkan di laut." kata Sundaram.
Para demonstran menuduh pemerintah India menggunakan teknik yang sudah usang dan tidak memenuhi persyaratan keamanan yang berlaku. Kudankulam memang masih belum dioperasikan, tapi itu sebuah proyek lama. Perjanjian untuk pembangunannya sudah diputuskan tahun 1988 antara India dengan bekas Uni Sovyet. Akibat perubahan politik lama tidak terjadi apa-apa seputar hal itu.
"Terlalu Tua, Terlalu Tidak Aman"
Kini di Kudankulam terdapat reaktor-reaktor yang sudah usang dari Rusia, kata Sundaram. "Selain itu pada tahun 1980-an di India masih belum ada peraturan ketat untuk perlindungan iklim dan keamanan. Itu baru ada kemudian. Kini pemerintah India mengatakan, peraturan-peraturan ini tidak berlaku bagi Kudankulam, karena peraturan itu dulu pada saat penandatanganan perjanjian belum diberlakukan."
Institusi resmi Nuclear Power Corporation of India, yang mengoperasikan Kudankulam dan sejumlah instalasi energi atom lainnya, tidak memberikan keterangan kepada DW mengenai tuduhan tersebut. B.K. Chaturvedi, yang bertanggung jawab pada komisi perencanaan pemerintah India untuk bidang energi, membantah kritik para demonstran. Penilaian masalah keamanan menurut Chaturvedi kepada DW paling baik diserahkan kepada para pakar. "Badan pengawas untuk energi atom harus menilai, apakah reaktor aman. Dan badan ini sampai pada kesimpulan bahwa semua amat aman. Tidak ada masalah sama sekali."
Pemerintah India menyikapi demonstrasi-demonstrasi anti energi atom dengan kekerasan. Dua orang tewas, 120 mendekam di penjara sejak berbulan-bulan, kata aktivis Sundaram. "Pemerintah takut bahwa untuk reaktor-reaktor atom lainnya juga akan terjadi aksi protes, jika kini mereka mengalah.“
Enam instalasi atom dengan 20 reaktor dioperasikan saat ini di India, tiga instalasi sedang dalam pembangunan dan lainnya sedang dalam perencanaan. Menurut komisi perencanaan tenaga listrik yang diproduksi dalam 10 hingga 15 tahun ke depan akan ditingkatkan, dari saat ini 4,7 menjadi 30 Gigawatt. Tapi apa yang akan terjadi dengan sampah radioaktif masih belum jelas, rencana untuk tempat pembuangan akhir sampah atom tidak ada.
Sampah Atom "Bukan Masalah“
"Badan pengawasan melihat saat ini tidak ada masalah,“ kata Chaturvedi dari komisi perencanaan pemerintah. "Kami mencoba mendaur ulang sampah atom yang ditimbulkan. Selain itu diambil langkah-langkah agar sampah atom itu aman. Kapasitasnya secara keseluruhan masih kecil, oleh karena itu bagi kami saat ini itu masalah yang tidak penting.“
Dalam pesan solidaritas kepada penentang Kudankulam, penulis perempuan terkenal India Arundhati Roy mengecam pemerintah di New Delhi terbukti tidak mampu mengatasi sampah-sampah sehari-hari. „Bagaimana mereka berani menilai mereka dapat mengatasi sampah nuklir?“
Penentang energi atom seperti Sundaram juga meragukan independensi badan pengawasan di India. „Pengawas atom di negara ini termasuk yang terlemah di dunia. Mereka meregulasi industri atom, tapi langsung melaporkannya kepada kementerian untuk energi atom. Mereka tidak memiliki pekerja independen. Semuap ilmuwan dan pakar yang dipanggil untuk bertugas pada badan itu berasal dari kementerian atau industri, yang seharusnya mereka awasi.“
Abad Pertengahan di tengah Era Modern
India memproduksi sekitar 60 persen energinya dari instalasi batu bara, energi atom mencakup kurang dari 5 persen. Bahwa negara itu memiliki masalah energi tidak dibantah baik pemerintah maupun demonstran. Bahkan di kota-kota besar pun hampir tiap hari terjadi padam listrik. Yang paling parah terutama masalah akhir Juli 2012, ketika akibat masalah jaringan, pasokan listrik di 22 negara bagian terputus dan sekitar 600 juta orang terpaksa berada dalam kegelapan.
Tapi „padam listrik terbesar dalam sejarah“ tidak boleh menjadi alasan untuk membuat instalasi pembangkit listrik lebih besar, demikian menurut aktivis anti atom Sundaram. „Pada 20 tahun terakhir produksi energi meningkat hampir dua kali lipat. Tapi jumlah desa-desa yang sama sekali tidak mendapat aliran listrik tetap sama tinggi sekitar 40 persen.“
Itu adalah tampilan politik pertumbuhan yang salah. "Seluruh energi disalurkan ke pusat-pusat perbelanjaan, proyek lalu lintas dan industri besar. Sebaliknya desa-desa tetap tidak mendapat listrik seperti abad pertengahan.” Jika orang ingin melakukan hal lebih banyak untuk itu, kata Sundaram, seharusnya orang harus lebih kuat mengandalkan produksi energi yang didesentralisasi dan berkesinambungan.