1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reporter Lintas Batas Dirikan Pusat Kebebasan Pers di Qatar

28 Januari 2008

200 wartawan tewas di Irak tahun lalu. Lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka. Akibat bagi korban dan keluarganya tidak bisa dibayangkan. Siapa yang akan membantu mereka secara moral dan finansial?

https://p.dw.com/p/Cyt8

Salah satu organisasi yang mendedikasikan diri terhadap wartawan adalah 'Reporter Lintas Batas'. Fokus terbaru mereka adalah negara Qatar. Baru-baru ini, Reporter Lintas Batas bekerja sama dengan pemerintahan Qatar mendirikan suatu pusat kebebasan pers di ibukota Doha. Robert Menard, sekjen Reporter Lintas Batas, yang baru kembali dari penandatanganan kontrak menjelaskan tugas yang mereka emban di Qatar.

„Kami menerima pihak yang terancam bahaya. Dalam keadaan darurat kami juga menyediakan bantuan pengobatan. Selain itu kami juga ingin memperkuaz dialog antara dunia barat dan Islam. Beberapa pengacara dipekerjakan untuk membela hak-hak para wartawan. Kami berharap pengacara ini juga bisa menyakinkan komunitas internasional untuk memberikan perlindungan bagi wartawan ynag bertugas di wilayah perang.“

'Reporter Lintas Batas' menangani masalah kebebasan pers di negara-negara Arab dengan cara yang berbeda. Penguntitan wartawan dibuka ke hadapan publik, perwakilan media yang ditahan didukung melalui langkah hukum, dan masyarakat diterangkan secara terus-menerus akan arti pelanggaran kebebasan pers. Bagaimana pun juga, menurut Kais Dshawad, wartawan Irak dan salah seorang penggagas pusat tersebut, pelanggaran kebebasan pers masih sangat sering terjadi.

„Kami akan bekerja dengan standar internasional. Kami mencapai kesepakatan dengan pemerintah Qatar untuk menjadikan resolusi 1738 Dewan Keamanan PBB Desember 2006 lalu tentang perlindungan wartawan di seluruh dunia sebagai patokan. Begitu juga dengan artikel 19 piagam PBB yang menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan pekerjaan jurnalistik. Kedua resolusi ini belum dikenal oleh para wartawan dan pemerintahan di negara-negara Arab.“

Karena itu, 'Reporter Lintas Batas' ingin melengkapi resolusi tersebut dengan resolusi tambahan yang mewajibkan negara untuk menghormarti wartawan dan pekerjaan mereka. Pusat kebebasan pers di Qatar ingin membuka cabang di negara-negara tetangga lainnya. Robert Menard mengatakan, Qatar hanyalah sebuah permulaan.

“Kami ingin mendirikan pusat ini di suatu negara Arab, karena wilayah ini lah yang paling menderita. Selain itu Qatar adalah salah satu dari tiga negara Arab yang paling menghargai kebebasan pers. Walau pun masih banyak hal yang harus diperbaiki. Qatar juga termasuk negara yang memiliki hubungan baik dengan dunia barat dan juga dunia Islam.”

Masih menurut Menard, salah satu bukti yang sudah ada adalah keberadaan stasiun penyiaran Al Jazeera. Baginya bukan lah suatu kebetulan Al Jazeera memilih untuk berpusat di Qatar dan tidak di negara Arab lainnya. Emir Qatar sendiri telah menekankan untuk mewujudkan standar baru tentang kebebasan pers di negaranya. (vl)